"Tinggal buang depan kau punya muka tuh, jangan gabung dengan saya." Balas si bocah berkepala gundul itu.
Uston meliriknya tajam. Bibirnya melekuk bak mangkuk terbalik sebelum balik berkata, "Kalau begitu tambah kotor. Kau mau kalau Ari kena lipat dari dia punya bapa' kah?"
"Ah, kau alasan saja. Awas saja nanti kalau saya angkat sediri." Ujar si gundul memberi peringatan.
Tak ingin perdebatan dilanjutkan, Markus mengalihkan pembicaraan,
"Liburan nanti kalian mau buat apa?"
Semuanya tertegun sejenak, Saling melirik satu sama lain. Sesaat kemudian, Ari mengisap air gula dari batang yang dipegangnya dalam-dalam, lalu berkata. "Saya mau nonton TV saja. Kalo liburan, dari pagi sampe siang acaranya kartun semua." Ujarnya.
"Kalau saya biasa, bantu mama ikut kerja." Ujar Toni sembari melempar kulit tebu ke tanah.
"Besok lusa kita ketemu di rumah saya ee, Toni. " Sahut Uston tersenyum pada sahabatnya. Ibu Toni seorang pebantu rumah tangga keliling. Ia biasa berkeliling ke rumah-rumah untuk untuk bersih-bersih. Saat liburan seperti ini, Toni ikut membantu ibunya sekedar menyiram tanaman, mencabut rumput atau mengangkut sampah ke gerbang depan.Â
Bocah itu tidak menganggapnya sebagai pekerjaan, sebab rumah yang biasa mereka kunjungi ialah rumah teman-temannya. Apalagi Uston punya gim PlayStation yang bisa mereka mainkan bersama. Setelah bekerja, mereka akan menghabiskan waktu mempelajari kombinasi serangan Edi atau Jin dalam sebuah permainan.
 "Amaaan." Toni balas tersenyum.
"Kalau saya mau ke Jawa." Semua mata berbalik pada Yosep yang dari tadi hanya sibuk mengunyah. "Bapa' sudah janji kalau saya dapat renking." Lanjut bocah berambut keriting itu.