Hal tersebut mungkin terdengar konyol, namun terdapat bukti nyata bagaimana anak muda biasa berubah menjadi pembunuh berdarah dingin. Dr. Jordan Peterson dalam kuliahnya “2017 Maps of Meaning 4: Marionettes and Individuals” di Universitas Toronto, menjelaskan bahwa rasa persaudaraan serta identitas diantara polisi militer yang dikirimkan oleh pemerintah Nazi untuk menjaga perdamaian di Polandia membuat mereka membunuh kaum Yahudi yang dianggap sebagai musuh yang menimbulkan perang.
Diperkuat oleh bias yang diciptakan oleh penulis dengan menampilkan Konoha sebagai protagonis, pembaca menjustifikasi pemusnahan klan uchiha sebagai bentuk pengorbanan Itachi demi menyelamatkan desa serta adik bungsunya.
Mungkin teman-teman merasa kalau saya membingkai pemerintah Konoha secara antagonistik. Kalian juga mungkin menganggap bahwa Danzo Shimura bertanggung jawab penuh atas pembantaian klan Uchiha sebab itu semua merupakan rencananya.
Namun untuk apa Danzo melakukan hal tersebut jika bukan demi menjaga keselamatan desa serta keberlanjutan pemerintahnya? Mengapa Itachi dianggap pahlawan sementara Danzo dibenci oleh hampir semua penggemar padahal mereka berdua adalah dua sisi dari koin yang sama?
Jawabannya terletak pada metode yang digunakan. Niccolò Machiavelli dalam bukunya The Prince menyatakan bahwa “For although the act condemns the doer, the end may justify him.”
Pernyataan tersebut telah digunakan oleh banyak pemimpin dunia seperti Stalin, Hitler hingga Mussolini untuk menjustifikasi kekejian mereka atas nama kebaikan masyarakat banyak.
Dengan menggunakan logika tersebut, Danzo sesungguhnya telah berjasa karena berhasil menghilangkan salah satu ancaman terbesar dari desanya. Namun perlu teman-teman ingat, klan Uchiha adalah salah satu klan pendiri desa Konoha sehingga mereka memiliki hak hidup yang sama dengan klan-klan lain.
Tidaklah adil jika salah satu kelompok masyarakat harus dibumi hanguskan karena memiliki pendapat yang berbeda dengan pemerintahnya. Metode yang salah tidak membuat apa yang dihasilkan menjadi benar. Itulah alasan mengapa para penggemar membenci Danzo Shimura yang bertindak sebagai pemegang busur dan Itachi sebagai anak panahnya.
Uchiha Itachi tidak boleh dipandang sebagai serorang pahlawan serta tindakannya tidak boleh dianggap sebagai tindakan heroik. Ia tidak lebih dari korban sebuah sistem pemerintahan yang tidak kompeten yang mengharuskan seorang remaja menghabisi keluarganya sendiri atas nama perdamaian.
Hal tersebut tidak semerta-merta membuat dirinya karakter yang buruk. Rasa sayang pada adiknya serta prinsip yang ia miliki tentu tidak bisa disepelehkan.
Pada Perang Dunia ke-4 Itachi dihidupkan kembali dan berhasil menghentikan teknik Edo Tensei milik Kabuto dan membujuknya untuk bergabung dengan aliansi ninja mengalahkan Akatsuki. Dalam kematian, Itachi menyadari bahwa terdapat cara lain yang lebih baik untuk mencapai perdamaian.