Sebagai Non-OAP
Dr. Agus Sumule jelas warga Papua non-OAP. Pertanyaannya adalah apakah pernyataan yang ditujukan oleh beliau kepada elite asli Papua salah? Tidak. Selama ini memang tampak sebagian elite asli Papua yang rakus uang, proyek dan jabatan yang tampil sebagai tameng bagi Jakarta untuk memuluskan pemekaran. Bahkan, demi kepentingan pribadi dan niat jahat Jakarta, mereka rela mengatasnamakan rakyat.
Alasan-alasan klasik seperti peningkatan kesejahteraan dan pembangunan infrastruktur selalu digaungkan sebagai persoalan mendasar di Papua. Dua alasan ini sering menjadi "kendaraan" bagi elite asli Papua untuk duduk di kursi empuk. Mereka seakan-akan tidak memahami penolakan Daerah Otonomi Baru oleh rakyatnya sendiri, yang juga adalah orang asli Papua.
Padahal, logikanya, mereka menjadi elite dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Artinya, hukumnya wajib bagi mereka untuk mengakomodir segala kepentingan rakyat. Suka-duka, susah-senang rakyat menjadi bagian dari diri mereka sendiri sebagai elite. Dasar dari prinsip etika publik dalam negara demokrasi ini benar-benar tidak dipahami. Akibatnya, mereka seperti robot yang kapan saja dan di mana saja dikendalikan oleh Jakarta.
Dr. Agus Sumule Sebagai Figur
Pernyataan Dr. Agus Sumule di atas ini adalah tamparan keras bagi sebagian akademisi dan elite asli Papua yang buta akan realitas dan tuli terhadap jeritan rakyatnya sendiri. Oleh sebab itu, bagi saya, Dr. Agus Sumule lebih terhormat disebut sebagai orang asli Papua daripada sebagian akademisi dan elite asli Papua sendiri yang tidak menghargai rakyatnya sendiri.
Sebagai rakyat, saya mendukung pernyataan Dr. Agus Sumule. Saya sangat tidak setuju pemekaran. Maka itu, sebagian akademisi dan elite asli Papua jangan pernah sekali-kali mengatasnamakan saya sebagai rakyatmu untuk mendukung kebijakan gula-gula manis Jakarta dalam bentuk pemekaran.
Belajarlah hal positif dari Doktor Agus Sumule. Dalam hal ini, dengan menggunakan kapasitasnya sebagai akademisi, beliau telah menjadi figur mewakili suara yang terbungkam dari rakyat Papua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H