Mohon tunggu...
Ari Rosandi
Ari Rosandi Mohon Tunggu... Guru - Pemungut Semangat

Menulis adalah keterampilan, mengisinya dengan sesuatu yang bermakna adalah keniscayaan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Terkecoh! Jalan Mudah Seringkali Menipu

10 Agustus 2024   07:08 Diperbarui: 10 Agustus 2024   07:24 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Saya ingin memulai tulisan ini dengan memberi ilustrasi ketika melihat seseorang sedang berjalan di sebuah taman. Di satu sisi, ada jalan setapak lurus yang tampak mudah dan tanpa rintangan. Di sisi lain, ada jalan berkelok dengan tanjakan dan turunan yang menantang. 

Dalam kehidupan, jalan manakah yang kira-kira Anda pilih jika mendapati situasi yang sama dengan orang tersebut? Silakan Anda menjawabnya tanpa harus terpengaruh dengan opini siapapun. Jalan yang tampak mudah seringkali menggoda kita untuk mengambilnya, mengira bahwa kita akan mencapai tujuan lebih cepat. Namun, jalan yang berkelok-kelok, meskipun tampak sulit, menawarkan pemandangan indah, pengalaman berharga, dan pelajaran hidup yang tak ternilai.

Salah Ya Perbaiki, Gagal Ya Coba Lagi

Hidup, seperti berjalan di taman tadi, penuh dengan pilihan dan rintangan. Manusia tidaklah sempurna, dan sebagian besar kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Ketika kita salah, kita diperintahkan untuk memperbaiki. Bukan sekadar mengeluh atau menyalahkan, tetapi mengambil tindakan konkret untuk mengatasi kekeliruan. 

Kesalahan merupakan guru terbaik, tentu kalau kita mau belajar darinya. Sebaliknya, banyak orang yang lebih suka mencari kambing hitam daripada mencari kambing yang lain untuk mengakui kesalahan mereka sendiri. Mereka lupa bahwa mengakui kesalahan adalah langkah pertama untuk memperbaiki diri dan berkembang menjadi insan yang lebih baik.

Salah satu contoh yang bisa kita pelajari adalah Thomas Edison, sang penemu bola lampu. Kita mungkin mengenalnya sebagai seorang yang jenius, akan tetapi berapa banyak yang tahu bahwa ia mengalami ribuan kegagalan sebelum akhirnya berhasil? Menyerah adalah kata yang tidak ada dalam kamus hidupnya; ia mencoba lagi, belajar dari kesalahan, dan akhirnya sukses. 

Kata-kata bijaknya yang sangat dikenal oleh banyak orang yaitu bahwa "Saya tidak pernah gagal. Saya hanya menemukan 10.000 cara yang belum berhasil." Thomas Edison memberikan kita pelajaran bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses pencapaian.

Gagal Ya Coba Lagi

Ketika kita gagal, sering kali rasa putus asa dan frustasi mendominasi. Padahal, kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan. Banyak dari kita yang terlalu takut untuk mencoba lagi setelah mengalami kegagalan pertama. 

Saya teringat yang dikatakan oleh Winston Churchill bahwa kesuksesan adalah kemampuan untuk pergi dari satu kegagalan ke kegagalan lainnya tanpa kehilangan antusiasme. Bayangkan jika setiap orang yang pernah gagal berhenti mencoba, kita tidak akan pernah menikmati banyak inovasi dan penemuan hebat yang ada saat ini.

Jika kita melihat para atlet, mereka tidak menjadi juara dunia hanya dengan satu kali latihan. Mereka terus berlatih, jatuh bangun, dan belajar dari setiap kegagalan. Di balik setiap medali emas, ada ribuan jam latihan, kegagalan, dan upaya untuk bangkit kembali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun