Saya ingin memulai tulisan ini dengan memberi ilustrasi ketika melihat seseorang sedang berjalan di sebuah taman. Di satu sisi, ada jalan setapak lurus yang tampak mudah dan tanpa rintangan. Di sisi lain, ada jalan berkelok dengan tanjakan dan turunan yang menantang.Â
Dalam kehidupan, jalan manakah yang kira-kira Anda pilih jika mendapati situasi yang sama dengan orang tersebut? Silakan Anda menjawabnya tanpa harus terpengaruh dengan opini siapapun. Jalan yang tampak mudah seringkali menggoda kita untuk mengambilnya, mengira bahwa kita akan mencapai tujuan lebih cepat.
Namun, jalan yang berkelok-kelok, meskipun tampak sulit, menawarkan pemandangan indah, pengalaman berharga, dan pelajaran hidup yang tak ternilai.
Salah Ya Perbaiki, Gagal Ya Coba Lagi
Hidup, seperti berjalan di taman tadi, penuh dengan pilihan dan rintangan. Manusia tidaklah sempurna, dan sebagian besar kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Ketika kita salah, kita diperintahkan untuk memperbaiki. Bukan sekadar mengeluh atau menyalahkan, tetapi mengambil tindakan konkret untuk mengatasi kekeliruan.Â
Kesalahan merupakan guru terbaik, tentu kalau kita mau belajar darinya. Sebaliknya, banyak orang yang lebih suka mencari kambing hitam daripada mencari kambing yang lain untuk mengakui kesalahan mereka sendiri. Mereka lupa bahwa mengakui kesalahan adalah langkah pertama untuk memperbaiki diri dan berkembang menjadi insan yang lebih baik.
Salah satu contoh yang bisa kita pelajari adalah Thomas Edison, sang penemu bola lampu. Kita mungkin mengenalnya sebagai seorang yang jenius, akan tetapi berapa banyak yang tahu bahwa ia mengalami ribuan kegagalan sebelum akhirnya berhasil? Menyerah adalah kata yang tidak ada dalam kamus hidupnya; ia mencoba lagi, belajar dari kesalahan, dan akhirnya sukses.Â
Kata-kata bijaknya yang sangat dikenal oleh banyak orang yaitu bahwa "Saya tidak pernah gagal. Saya hanya menemukan 10.000 cara yang belum berhasil." Thomas Edison memberikan kita pelajaran bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses pencapaian.
Gagal Ya Coba Lagi
Ketika kita gagal, sering kali rasa putus asa dan frustasi mendominasi. Padahal, kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan. Banyak dari kita yang terlalu takut untuk mencoba lagi setelah mengalami kegagalan pertama.Â