Mohon tunggu...
Ari Rosandi
Ari Rosandi Mohon Tunggu... Guru - Pemungut Semangat

Menulis adalah keterampilan, mengisinya dengan sesuatu yang bermakna adalah keniscayaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Critical Thinking di Kelas: Temukan yang Tersembunyi di Balik yang Terlihat

25 Juli 2024   22:25 Diperbarui: 28 Juli 2024   04:30 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | PIXABAY/ NUGROHO DWI HARTAWAN

Suatu hari seorang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mana yang lebih berat, satu kilogram kapas atau satu kilogram besi?" Beberapa murid menggaruk kepala mereka, beberapa lainnya dengan yakin menjawab, "Besi, Bu!" Si guru tersenyum, sebenarnya ia menunggu momen pencerahan itu datang. 

Pertanyaan sederhana ini ternyata mengandung jebakan kecil yang menuntun kita pada esensi critical thinking. Tidak semua yang terlihat berbeda benar-benar berbeda, dan tidak semua yang terlihat sama benar-benar sama. 

Critical thinking membantu kita melihat dan memahami perbedaan serta persamaan ini dengan cara yang lebih mendalam dan bermakna. 

Bayangkan jika kita hanya menerima segala sesuatu apa adanya, tanpa bertanya lebih jauh. Kita akan menjadi seperti robot yang hanya menjalankan perintah tanpa pernah memahami alasan di baliknya. Robot mungkin punya “otak” tapi tidak punya rasa untuk mengolah pikiran.

Apa Itu Critical Thinking?

Critical thinking atau berpikir kritis bisa dimaknai sebagai kemampuan untuk berpikir secara jernih dan rasional tentang apa yang harus dilakukan atau apa yang harus dipercaya. Ini bukan hanya sekedar proses berpikir, melainkan sebuah seni untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi dengan cara yang bijaksana dan logis. Berpikir kritis melibatkan kemampuan untuk mengaitkan ide, memahami hubungan antara konsep, serta mengevaluasi bukti dan argumen. 

Ketika siswa mampu berpikir kritis, mereka tidak hanya menjadi pemecah masalah yang lebih baik tetapi juga pembelajar yang lebih mandiri dan efektif. Mereka akan mampu menganalisis informasi yang mereka terima, mengevaluasi relevansi dan kredibilitasnya, serta membuat keputusan yang lebih bijaksana. Seperti seorang detektif yang memecahkan teka-teki, siswa yang berpikir kritis akan selalu mencari petunjuk tersembunyi di balik setiap informasi.

Bagaimana Mengajarkan Critical Thinking?

Ajarkan siswa untuk selalu bertanya. Bukan hanya bertanya "apa" tetapi juga "kenapa" dan "bagaimana". Misalnya saja, saat belajar sejarah, ajarkan siswa untuk tidak hanya menghafal tanggal dan peristiwa, tetapi juga memahami konteks di balik peristiwa tersebut. Kenapa Perang Dunia II terjadi? Bagaimana dampaknya terhadap peta politik dunia? 

Pertanyaan-pertanyaan ini membantu siswa untuk tidak hanya mengetahui fakta, tetapi juga memahami implikasi dan penyebab di baliknya. Ini juga mengajarkan mereka untuk tidak menerima informasi begitu saja, tetapi untuk selalu mempertanyakan dan mencari pemahaman yang lebih dalam. Mengajarkan siswa untuk bertanya seperti memberikan mereka kunci untuk membuka pintu pengetahuan yang lebih luas.

Diskusi dan debat adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk mengasah critical thinking. Biarkan siswa mempertahankan argumen mereka dan saling menentang satu sama lain dengan pertanyaan yang kritis. Misalnya, saat mendiskusikan isu lingkungan, minta siswa untuk membahas pro dan kontra dari penggunaan energi terbarukan. Dalam proses ini, siswa akan belajar untuk mengartikulasikan pemikiran mereka, mendengarkan perspektif lain, dan mengevaluasi argumen yang berbeda. Mereka juga akan belajar bahwa ada banyak cara untuk melihat suatu masalah, dan bahwa tidak ada satu jawaban yang benar untuk semua pertanyaan. Diskusi dan debat ini bukan hanya tentang menang atau kalah, tetapi tentang memperkaya wawasan dan membuka pikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun