Mohon tunggu...
Ari Rosandi
Ari Rosandi Mohon Tunggu... Guru - Pemungut Semangat

Menulis adalah keterampilan, mengisinya dengan sesuatu yang bermakna adalah keniscayaan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Benarkah Orang Pintar Kalah dari yang Rajin?

14 Juli 2024   12:43 Diperbarui: 14 Juli 2024   12:46 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Paradoks Modern: Menggabungkan Kepintaran dan Kerajinan

Kisah Budi dan Ani mengajarkan kita bahwa tidak ada satu ukuran yang cocok untuk semua. Dunia kita membutuhkan keseimbangan antara kepintaran dan kerajinan. Orang pintar yang rajin, atau orang rajin yang pintar, adalah kombinasi yang ideal. Mereka yang berhasil biasanya adalah mereka yang tidak hanya mengandalkan satu aspek saja, tetapi mampu menggabungkan keduanya dengan harmonis.

Contoh nyata adalah para entrepreneur sukses seperti Elon Musk atau Jeff Bezos. Mereka tidak hanya pintar secara intelektual, tetapi juga memiliki etos kerja yang luar biasa. Mereka bekerja keras, belajar dari kesalahan, dan terus berinovasi. Mereka membuktikan bahwa kepintaran dan kerajinan bukanlah dua kutub yang berlawanan, melainkan dua sisi dari koin yang sama.

Siapa yang Menang di Akhir?

Di tengah masyarakat yang terus berubah, pertanyaan "siapa yang menang?" mungkin tidak lagi relevan. Sebaliknya, pertanyaan yang lebih tepat adalah: "Bagaimana kita bisa menjadi lebih baik?" Orang pintar perlu belajar untuk lebih rajin, sementara orang rajin perlu belajar untuk lebih pintar. Inilah ironinya: ketika keduanya bersatu, batasan antara kepintaran dan kerajinan menjadi kabur, dan yang tersisa adalah individu yang luar biasa.

Hidup itu bukanlah tentang menjadi orang yang paling pintar atau paling rajin. Hidup itu tidak lebih dari sekadar bagaimana kita terus belajar dan berkembang, bagaimana kita mencintai prosesnya, dan bagaimana kita saling mendukung, saling membantu untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. 

Bagaimana versi terbaik hidup kita? Ya itu, mencintai proses dan bekerja dengan tekun. Mana yang mau didahulukan, ya silakan saja, mau kerja keras lebih dulu kalau tanpa kepintaran apakah bisa? Kalau mau pintar diutamakan, namun malas untuk bergerak dan terus berusaha keras, apakah akan tercapai tujuan kerjanya, ya silakan dilihat saja nanti hasilnya. 

Jadi, siapakah yang akan menang? Yakinlah bahwa tidak ada pemenang tunggal dalam kehidupan. Yang ada adalah perjalanan yang harus  dinikmati dan pelajari bersama, dengan kepintaran dan kerajinan sebagai kelebihan dan anugerah Tuhan yang selalu menemani kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun