Literasi digital bukan hanya tentang bagaimana menggunakan teknologi, tetapi juga tentang bagaimana mengelola informasi dengan bijak.
Gen Z harus diajarkan untuk menjadi pengguna teknologi yang kritis, mampu memilah mana informasi yang benar dan mana yang salah alias hoaks.Â
Kesehatan mental adalah aspek yang sering terabaikan. Padahal, tekanan yang dihadapi Gen Z sangat besar.Â
Program-program yang mendukung kesehatan mental, seperti konseling dan workshop tentang manajemen stres, harus diperbanyak.
Sudah seharusnya kita menciptakan ekosistem yang mendukung kreativitas dan inovasi mereka. Peluang untuk berwirausaha, akses kepada modal, serta dukungan dari pemerintah dan swasta sangat penting.
Tentu saja semua Ini akan membantu Gen Z untuk mewujudkan ide-ide kreatif mereka menjadi kenyataan.
Kurikulum Kuda Gigit Besi
Sistem pendidikan kita seringkali terlalu kaku dan tidak adaptif. Kurikulum yang ada masih terlalu teoritis dan kurang aplikatif, sehingga seringkali membuat siswa merasa bosan dan tidak tertarik. Padahal, mereka punya potensi besar yang harus digali dan dikembangkan.
Kalau kita terus-terusan mengandalkan kurikulum zaman kuda gigit besi, ya jangan heran kalau nanti generasi kita malah jadi kuda lumping.Â
Kita perlu melakukan reformasi besar-besaran dalam sistem pendidikan kita. Kurikulum harus diperbarui secara berkala agar selalu relevan dengan perkembangan zaman. Tapi sekali lagi perubahan bukan untuk menyusahkan banyak pihak, terutama siswa, guru dan juga orang tua.
Selain itu, pendidikan karakter juga harus menjadi fokus utama agar generasi muda tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan standar moral yang selalu menjunjung tinggi etika.
Bonus Demografi Jangan Jadi Bencana PopulasiÂ
Belakangan ini saya melihat banyak yang selalu berbicara berbusa-busa soal bonus demografi, tapi kalau hanya di bibir saja tanpa tindakan, ya nanti bonusnya cuma jadi angka di atas kertas.