Mohon tunggu...
Ari Rosandi
Ari Rosandi Mohon Tunggu... Guru - Pemungut Semangat

Menulis adalah keterampilan, mengisinya dengan sesuatu yang bermakna adalah keniscayaan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Menggali Minat Bakat Anak: Petualangan Mencari Warna

24 Juni 2024   18:40 Diperbarui: 30 Juni 2024   11:45 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI menggali minat dan bakat anak | Thinkstockphotos via Kompas.com

Bermain dan Belajar: Dua Sisi Mata Uang

Seringkali kita terjebak dalam paradigma bahwa belajar adalah sesuatu yang serius, sementara bermain adalah hal yang sepele. Namun, seperti dua sisi mata uang, belajar dan bermain seharusnya berjalan beriringan. 

Bahkan, melalui bermainlah, anak-anak belajar banyak hal tanpa mereka sadari. Mereka belajar tentang kerja sama, ketekunan, dan yang paling penting, menemukan apa yang benar-benar mereka cintai.

Seorang teman pernah berbagi cerita tentang anaknya yang suka bermain lego. Alih-alih memarahi karena dianggap membuang waktu, teman saya ini justru mendukung dengan menyediakan lebih banyak lego. Hasilnya? Anak tersebut kini tumbuh menjadi seorang arsitek yang penuh imajinasi dan inovatif. Jadi, jangan pernah remehkan kekuatan bermain. Siapa tahu, mainan yang kita anggap remeh bisa menjadi kunci masa depan anak kita.

Menggali Bakat atau Menggali Lubang?

Tidak bisa dipungkiri, sistem pendidikan kita kadang-kadang lebih mirip dengan mesin penggiling yang menyamaratakan semua anak. Di mana bakat yang unik sering kali diabaikan demi mengejar standar yang kaku. Alih-alih menggali potensi anak, kita justru sering menggali lubang yang menenggelamkan kreativitas mereka.


Seperti kisah seekor ikan yang dipaksa memanjat pohon. Sistem yang seragam ini seringkali melupakan bahwa setiap anak itu unik dengan kemampuannya masing-masing. Bukankah lucu (dan ironis) kalau kita terus mengharapkan anak-anak kita menjadi satu ragam, padahal dunia ini butuh keragaman untuk berkembang?

Si Kecil yang Bijak

Suatu hari, seorang anak bertanya kepada Ayahnya dengan polosnya.

"Ayah, kenapa burung bisa terbang sedangkan kita tidak?" 

Sang ayah berpikir sejenak, kemudian menjawab dengan nada serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun