dia berujar yang pada intinya, dia bingung harus melangkah kemana, dia bingung harus melangkah bagaimana, dia bingung apa yang harus dia lakukan pada saat itu. mendengar itu, kami semua teman-teman yang lain dengan sigap akhirnya membantu apa yang memang ia butuhkan, bukan apa yang kita mau lakukan.Â
Karena pada saat itu sayapun sadar, "oh ternyata yang saya lakukan, bukan apa yang ia butuhkan". yap Pa'ul menyerah bukan karena tidak mau lagi menyelesaikan skripsinya, tapi hanya kehilangan arah, bodoh nya saya sebagai temannya tidak menyadari itu. ternyata yang ia butuhkan adalah petunjuk arah, bukannya kalimat motivasi. yang ia butuhkan adalah sumbu yang dilumuri minyak tanah untuk membuat "api" semangat yang ada pada dirinya tetap nyala.Â
dari kejadian itu saya jadi mikir bahwa dalam diri manusia yang sudah menyerah pun, tetap ada setitik api yang menyala, untuk membuat nya tetap nyala kita harus jaga, kita harus tetap kasih bahan bakarnya. pada akhirnya teman saya itu berhasil selesai dengan skripsinya, dan kami semua bisa sidang akhir pada awal agustus, tepat beberapa hari sebelum pergantian semester baru. we did it.Â
Yang membuat saya bangga bukan hanya karena saya berhasil menyelesaikan tugas akhir, melainkan bisa berguna untuk orang lain. seperti itu pula perasaan teman-teman yang lain karena bisa berguna bagi satu sama lain.Â
kadang kala memang kita mebutuhkan orang lain di sisi kita untuk menjadi "bahan bakar" kita agar api dalam diri kita bisa tetap nyala dan tak pernah padam. seharusnya teman, kerabat, saudara kita yang mempunyai niat mengakhiri hidupnya karena mereka merasa sudah menyerah dengan keadaan bisa kita nyalakan kembali "api" dalam dirinya.Â
Kita bisa berperan menjadi "korek" untuk menyalakan "api" nya, dan kita juga bisa berperan sebagai "sumbu yang dilumuri minyak tanah" agar api yang ada pada mereka tetap nyala.
mungkin diluar sana banyak kisah seperti Pa'ul ini, menyerah bukan karna lemah melainkan tersesat dalam perjalanan. tak tahu arah kemana ia akan melangkah. kita sebagai orang yang ada di sisi mereka seharusnya bisa berperan menjadi apapun sebenarnya yang merka butuhkan.Â
Yap kita membantu apa yang memang mereka butuhkan, jangan hanya karna kita membantunya, kita merasa mereka harus ikuti apa yang kita kehendaki. banyak dari kita merasa mempunyai jawaban atas permasalahan orang lain, padahal yang mempunyai jawaban hanya orang itu sendiri. semoga aku, kamu, dan siapapun diluar sana selalu dikelilingi dengan orang-orang terbaik yang bisa menjadi apapun yang kita butuhkan. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H