Toxic person atau indvidu beracun adalah seseorang yang meracuni hidup orang lain, tidak suportif, tidak senang ketika orang lain sukses dan justru berharap kegagalan orang lain.
Intinya, orang ini akan melakukan sabotase terhadap usaha orang lain sehingga orang tersebut tidak bahagia dan tidak produktif (Glass, 1995).
Individu yang dianggap beracun ini bisa orangtua, pacar atau pasangan, teman dan orang lain. Dalam tulisan ini tentu akan berfokus pada orangtua.
Ditambahkan oleh Forward (1986), pada dasarnya, tidak ada orangtua yang stabil secara emosional setiap waktu, orangtua terkadang memang berbuat salah dan menyebabkan anak menjadi merasa sakit hati. Kebanyakan orangtua juga terkadang membentak anak.
Hal ini tidak menjadi masalah, karena orangtua hanyalah manusia biasa. Yang menjadikan situasi menjadi toxic adalah ketika orangtua, seperti racun kimia, terus menyebar dan mencederai kebahagiaan anak. Seiring dengan anak tumbuh, rasa sakitnya semakin kuat karena orangtua masih terus menerus melakukan perilaku yang menyakiti anak.
Dengan istilah yang sedikit berbeda namun memiliki makna serupa yaitu “poisonous parents”, Dunham dan Dermer (2011) menyatakan bahwa hubungan yang toxic pada level tertentu akan sangat merusak hubungan orangtua-anak, yang pada akhirnya akan membentuk anak yang kesulitan menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain.
Selanjutnya, mari kita berkenalan dengan jenis-jenisnya. Menurut Dunham dan Dermer (2011), beberapa jenis toxic parent adalah :
1) Pageant parent
Berusaha membentuk anak sebagai cermin mereka. Menitipkan mimpi mereka yang belum kesampaian kepada anak-anak. Anak-anak dipaksa menjadi apa yang orangtua inginkan untuk diri mereka sendiri. Ada beberapa jenis pageant parent, yaitu :
a) The showbiz parent
Orangtua tampak ingin memberikan yang terbaik untuk anak, tapi dengan cara memaksa dan mengeksploitasi anak, misalnya untuk menjadi anak yang paling pintar, paling berbakat.
b) Fictitious parent
Mengagungkan anak ke dunia luar, namun dengan cara fantasi yang tidak sesuai realita anak yang sebenarnya hanya agar tidak kalah dengan orang lain, misalnya bilang ke orang lain anaknya pintar main piano padahal tidak.
c) Superstar parent
Orangtua berkompetisi dengan anak. Mereka merasa harus lebih unggul dari anak dan anak tidak akan pernah sebaik mereka atau lebih baik daripada mereka. Ada mixed message yang tidak konsisten dalam pengasuhan. Kadang orangtua memaksa anak sebaik mereka, tapi juga mengkritik dan mengecilkan kemampuan anak.