Mohon tunggu...
Ario Rafni Kusairi
Ario Rafni Kusairi Mohon Tunggu... Supir - Manusia

Kaum Rebahan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kendaraan Klasik Lagi Booming! Kok Bisa?

5 Maret 2021   09:23 Diperbarui: 3 Agustus 2021   05:50 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mitsubishi Colt T120 Minibus Karoseri, sumber gambar: GridOto.com

Faktor lingkungan ini sebagaimana yang terjadi pada Teman Kami, meski Dia tidak banyak memahami seputar khazanah otomotif Indonesia, Dia terpengaruh oleh orang-orang di sekitarnya yang banyak memiliki motor Honda CB, Gl-Max dan GL-Pro. Karena interaksi yang intens ini lah turut mempengaruhinya untuk ikut menyukai terhadap kendaraan klasik.

Yang kedua adalah nostalgia. Jika faktor lingkungan adalah yang mempengaruhi anak-anak muda yang lahir antara di tahun 1997 dan 2006, maka nostalgia adalah faktor ketertarikan bagi Mereka yang lahir dan besar di tahun 1980 hingga 1995. Alasan dan faktor nostalgia ini disebabkan adanya ikatan emosional sang pemilik dengan kendaraannya, yang mendorongnya untuk kembali memiliki dan merawat sebuah kendaraan klasik. Erica Hepper, dosen di School of Psychology, Universitas Surrey mengatakan "Nostalgia adalah perasaan hangat yang kita rasakan sewaktu kita memikirkan tentang kenangan-kenangan terindah dari masa lalu kita."

Faktor dan alasan bernostalgia ini sebagaimana pengakuan dari Yongki Gunawan seorang pemilik Bengkel Las Sumber Rejeki di Genteng Banyuwangi. Om Yongki tetap memelihara mobil Chevrolet Luv peninggalan mendiang Sang Ayah. Bahkan, Beliau mendapatkan apresiasi dari Chevrolet Indonesia atas kepemilikannya terhadap mobil yang dirawatnya bertahun-tahun ini.

Yang terakhir yakni film dan media sosial. Meski film dan media sosial adalah dua hal yang berbeda, namun berdampak sama kepada psikologi penonton dan penggunanya. Sebab kedua hal ini adalah budaya populer yang sangat melekat pada masyarakat, dari adanya interaksi inilah yang kemudian turut memepengaruhi psikologi masyarakat, khususnya para generasi Z.

Pada dasarnya pengaruh film dan media sosial sama seperti pengaruh lingkungan, namun perbedaannya terletak pada interaksi secara langsung. Jika lingkungan mempengaruhinya di dunia nyata, maka film dan sosial media mempengaruhinya dengan virtual. Pengaruh dari film dan media sosial ini yang menimbulkan anggapan bahwa kendaraan klasik itu keren, sehingga melahirkan hasrat pada psikologi seseorang untuk memilikinya.

Faktor film dan media sosial ini juga Kami temukan pada teman-teman Kami, lebih-lebih pasca film trilogi Dia adalah Dilanku tahun 1990 (2018), Dia adalah Dilanku tahun 1991 (2019), dan Milea Suara dari Dilan (2020) rilis di Indonesia. Film bergenre romance yang berlatar di Bandung pada awal 90-an ini sangat digandrungi masyarakat, lebih-lebih anak cowok generasi Z. Dari film ini, banyak generasi Z yang kemudian menyukai dan ingin memiliki HONDA CB agar nge-Dilan, meskipun sebelum Dilan rilis HONDA CB sudah populer lebih dulu.

Dilan dan Milea Naik CB, sumber gambar: JawaPos.com
Dilan dan Milea Naik CB, sumber gambar: JawaPos.com

Dalam media sosial, siapapun bisa terhubung tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Hubungan ini memberikan informasi yang beragam antar pengguna media sosial. Karena adanya interaksi yang intens inilah membuat penggunanya, khsusnya remaja generasi Z mengikuti trend yang berkembang di media sosial, lebih-lebih kepada konten khusus yang disukainya.

Konten dengan tema kendaraan klasik di Media Sosial memang menarik, sebagaimana umumnya pengguna media sosial yang selalu menampilkan hal terbaik. Dari postingan-postingan ini yang kemudian menimbulkan ketertarikan kepada pengguna media sosial yang lain untuk ikut memiliki kendaraan klasik.

Dari sini dapat Kita simpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi ketertarikan terhadap kendaraan klasik, dan faktor yang paling umum adalah lingkungan. Meski faktor yang beragam, tidak ada perbedaan di dalamnya, sebab tujuannya adalah menekuni hoby setiap pecintanya. Dari kesamaan hoby ini yang kemudian mendorong terbentuknya suatu komunitas, baik offline ataupun online. Sehingga bagi Mereka yang mempunyai kesamaan hobby, bisa berbagi cerita dan informasi. Sehingga setiap orang mendapatkan keuntungan, lebih-lebih mendapatkan teman-teman yang baru di lingkungan yang baru.

Di akhir tulisan, Kami mengajak kepada pembaca untuk saling menghargai kepada setiap pecinta kendaraan. Secara umum adalah bagi setiap pengguna jalan, sebab jalan raya adalah milik bersama. Tekuni hoby dan berbagilah dengan sesama, tanpa menjatuhkan antar golongan, dan utamakan keselamatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun