Mohon tunggu...
Ario Aldi L
Ario Aldi L Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Menulis ketika senggang, semakin banyak belajar semakin tidak tau apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Alpha Female, Kenakalan Remaja, dan Pelabelan

22 Maret 2023   08:39 Diperbarui: 22 Maret 2023   08:46 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Pixabay.com

Bersyukurlah orang-orang yang terlahir sebagai Alpha Female. Kiprah perempuan adalah sosok yang kuat dan tahan banting terhadap segala situasi.

Menurut Urban Dictionary, alpha woman adalah perempuan yang dominan dalam suatu kelompok. Alpha woman cerdas secara intelektual dan pemecah masalah.

Meskipun di sisi lain kenihilan daripada Alpha Female bukanlah masalah yang cukup serius untuk ditanggapi.

Masyarakat perlu mengetahui bahwa labeling yang sering dilakukan adalah hal yang tidak baik. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku orang  yang mendapat semaat label tersebut.

Misalnya seseorang sebelum mendapat label adalah  orang yang benar-benar berbeda dengan saat setelah menerima label.

Cukup membayangkan saja saya sudah pusing. Misalnya kenakalan remaja yang tak pernah bisa dihilangkan begitu saja.

Kenakalan remaja adalah perbuatan anak remaja (usia belasan) yang melanggar nilai dan norma sosial serta mengganggu ketertiban umum.

Ada yang mengatakan bahwa labeling adalah dampak daripada perilaku subjek itu sendiri. 

Lalu bagaimana dengan orang yang mendapat label sebelum beraktivitas seperti yang ada pada label yang disematkan?

Teori pelabelan berpendapat bahwa identitas diri dan perilaku individu dapat ditentukan atau dipengaruhi oleh istilah yang digunakan untuk menggambarkan atau mengklasifikasikannya. Ini berkaitan dengan konsep Ramalan swawujud dan stereotip.

Karena pada dasarnya manusia memiliki watak dan kecenderungan berperilaku lalu merespon pada situasi tertentu. Hanya saja hal tersebut tidak dapat dipastikan kapan akan mencuat atau bahkan akan menghilang sama sekali.

Berbagai label yang ada hingga hari ini memicu perilaku masyarakat itu sendiri. Uniknya manusia selalu mencari cara agar nampak berbeda dengan manusia lainnya. 

Dengan menciptakan tren, mengkategorisasikan sesuatu. Hal tersebut menawarkan suatu kepuasan tersendiri misalnya untuk orang awam seperti penulis.

Tapi yang baik dari segala fenomena yang terjadi termasuk labeling adalah manusia menjadi semakin mengerti interaksi apa  yang terjadi antar sesamanya.

Kenilihilan dari labeling menyebabkan manusia yang seragam dan tidak memiliki perbedaan satu sama lain. Sebaliknya adanya labeling menyebabkan keberagaman manusia atas hasil interaksi antar manusia.

Labeling biasanya dilakukan  ketika seseorang atau suatu kelompok menemukan perbedaan yang dirasa cukup berpengaruh di suatu lingkungan.

Dengan persetujuan antar sesama labeling menjadi suatu hal yang biasa bahkan layak untuk dilakukan, terlepas dari efek yang dihasilkan daripada aktivitas itu sendiri.

Sebagai pembaca yang berbudaya aktivitas semacam ini baiknya segera dihentikan. Bagaimana dengan pola hidup anak dan cucu kita apabila hal ini terus berlanjut.

Dengan memahami bahwa setiap masing-masing individu pasti memiliki keunikkannya tersendiri adalah hal yang cukup. Hal itu untuk menandai bahwa kita adalah masyarakat yang mengenal keberagaman tanpa menyudutkan individu atau suatu kelompok tertentu.

Diliar itu semua banyak hal yang dapat kita lakukan. Misalnya berinvestasi, mengejar karir, mewujudkan cita-cita baik itu cita-cita individu ataupun cita-cita kelompok.

Banyak hal yang dapat kita petik dari mengesampingkan perbedaan. Salah satunya adalah kita menjadi mengetahui bahwa peristiwa yang terjadi tidak hanya satu yang terjadi, melainkan banyak peristiwa terjadi sehingga menimbulkan keberagaman.

Untuk mencapai keselarasan masyarakat dapat mewujudkannya dengan hidup goyong royong, saling membantu dan peduli terhadap sesama.

Saya meyakini bahwa orang-orang baik itu selalu ada dan banyak subjeknya. Saya berharap orang-orang seperti itu diperbanyak dan dapat membantu sesama dengan berbagai cara.

Saya meyakini pula bahwa orang-orang seperti itu tidak akan berkurang dan akan semakin banyak. 

Disini penulis sedang melakukan labeling atau pelabelan yaitu orang baik dan orang yang tidak baik berdasarkan pemahaman yang masih sangat sederhana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun