"Daripada kamu sendirian"
"Mending gini, jarak dari kantor juga dekat aku memang suka kayak gini"
"Kamu ini jangan macem-macem, ibuk ini sudah dapat banyak masukkan. Kalau rumah dulunya itu angker. Waktu ibuk masuk aja udah ada benarnya saja omongan orang-orang"
"Ibuk ini gimana, masa hari gini masih percaya katanya?"
"Yaudah kalau kamu tetap ngeyel kayak gini"
Ia terus saja bergumul, di rumah seperti ini masa angker?
Tidak lama kemudian ia menoleh ke belakang.
"Ibuk?"
Ia mencari-cari dimana orang tuanya berada.
Ia menelusuri lorong-lorong rumah. Dari ujung ke ujung. Dari ruangan ke ruangan lainnya. Namun ia tetap saja tidak dapat menemui ibunya. Ia berhenti dan menangis di tempatnya. Tak lama kemudian bunyi perut kelaparan dari peliharaannya yang sambil mengeong meminta makan.
Ia memberi kucingnya makanan yang belum ia tanyakan pada pemiliknya. Apa benar ia diizinkan untuk memeliharanya.