Dibawa ia ke sebuah ruangan, petugas menanyainya hingga berjam-jam lamanya ia di interogasi namun tak sepatah katapun keluar dari mulutnya yang tersumpal. Petugas meminta warga desanya untuk masuk dan berbicara dengannya, hampir sejam ia berada di sana. Dan banyak yang dibicarakan oleh gadis itu pada salah seorang warga tersebut, petugas terheran-heran mendengar perkataan warga itu. Karena kecacatannya itu ia dibawa oleh petugas.
Lama setelah setahun gadis itu pulang dengan bibir tipis yang serasi dengan wajah cantiknya, tak ada hentinya ia ngecepres ngalor-ngidul seperti radio rusak. Hingga tetangganya dibuat pusing bahkan saat tidurpun ia juga tetap ngomong. Naas karena mulutnya yang banyak omong itu ia kembali dibawa oleh petugas entah kemana dan tak pernah kembali.
Setelah setahun dibawanya gadis cacat itu seorang bayi lahir di puskesmas desa dengan keadaan yang sama dengan snag gadis yang dibawa petugas. Pertanyaan bergejolak dalam pikiran warga dan akhirnya bertanya.
"Kenapa mata bayi itu kosong?"
"Ia sudah kulino" Bisik perawat
"Apa?"
"Dokter bilang, ini generasi kedua jadi sudah kulino meskipun ia tidak punya mulut. Ia tetap tenang karena sudah biasa. Alah bisa karena biasa ia sudah nrimo nasibnya"
Monolog ditutup dengan
PENGAMEN ITU MENUNJUKKAN BONEKA KEPADA PENONTON. KEMUDIAN MENYERAHKAN KEPADA SEORANG PENONTON AGAR DIEDARKAN UNTUK DILIHAT OLEH SEMUA YANG NONTON. IA SENDIRI KEMUDIAN KEMBALI MENUTUP MULUTNYA . TERDENGAR BUNYI-BUNYIAN. PENGAMEN ITU BERGERAK SEPERTI MEMPERAGAKAN GERAKAN BATIN.
LAMPU MEREDUP.
Nah, tadi adalah sinopsis dariku yang gak pendek sama sekali. Kalau mau baca versi lengkapnya Monggo tak kasih link-nya.