Pentingnya Disaster Mitigation Plan
Meningkatnya frekuensi bencana sudah seharunysa kita merespon dengan pradigma mitigasi partisipatif yang melibatkan berbagai sektor yang dituangkan kedalam kebijakan pembangunan. Selama ini perencanaan mitigasi bencana dipandang sebagai sesuatu yang bersifat marjinal bagi sebagain pemerintah daerah. Dalam upaya pengurangan risiko bencana, pemerintahan daerah melalui kewenangannya mesti melaukan sebuah proses yang dijalankan untuk menggiring isu peningkatan kesiapsiagaan bencana menjadi salah satu fokus pembangunan daerah melalui pengarusutamaan mitigasi bencana kedalam perencanaan pembangunan daerah.
BNPB tahun 2021 mengeluarkan Indeks Risiko Bencana (IRB) Kabupaten Natuna Untuk setiap jenis benacana dan memiliki nilai skor yang berbeda. Berdasarkan IRB tersebut jenis bencana didominiasi nilai risiko katagori sedang - tinggi. Jenis bencana memiliki risiko katagori tinggi adalah bencana kebakaran hutan dan lahan (16,0), bencana kekeringan (24,0), bencana gelombang ekstrem dan abarasi (36,0) dan bencana cuaca ekstrim (13,6). Sementara yang termasuk katagori risiko sedang adalah bencana gempa bumi (10,8) dan bencana tanah longsor (12,0).
Berdasarkan data IRB dari BNPB tersebut Kabupaten Natuna merupakan salah satu daerah kepulauan yang termasuk rawan bencana. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem dan metode yang tepat sebagai upaya mitigasi bencana yang disusun dalam bentuk perencanaan dan manajemen mitigasi bencana. Tujuan dari mitigasi bencana adalah mengurangi dampak yang ditimbulkan khususnya bagi penduduk, meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak atau risiko bencana sehingga masyarkat tetap bekerja dan hidup dengan aman tanpa rasa cemas.
Perencanaan dan manajemen mitigasi bencana terkait pada upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik (mitigasi struktural) maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (mitigasi non-srtuktural). Selain itu manajemen pada saat bencana dan pasca bencana juga sangat penting seperti relokasi pengungsi yang memenuhi standar kesehatan, keamanan dan kenyamanan jika terjadi bencana, bagaimana distribusi bantuan untuk korban bencana dapat mencapai sasaran secara cepat dan tepat, bagaimana menanggulangi dampak psikologis korban bencana untuk mencapai kehidupan yang berkelanjutan dan bagaimana menciptakan kembali tatanan ekonomi, sosial dan budaya pasca bencana.
Oleh : Ari Aprilis (Perencana Ahli Pertama)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H