Mohon tunggu...
Dimas Wibisono
Dimas Wibisono Mohon Tunggu... Guru - Akademisi di salah satu universitas di Riyadh, Arab Saudi

Lahir, membesar dan sekolah di Yogyakarta. Sampai kini masih belajar sambil mengajar di lingkungan pendidikan tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Pentingnya ADAS untuk Keselamatan Berkendara

16 Agustus 2023   16:05 Diperbarui: 17 Agustus 2023   11:36 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.com - Aditya Maulana

Fitur ADAS (Advance Driving Assistance System) kali pertama diperkenalkan pada Wuling Almaz. Fitur ini mampu menahan mobil untuk tetap meluncur di lajur yang kita pilih, dengan syarat marka jalan (garis batas lajur kiri dan kanan) terlihat jelas, dan mempertahankan jarak aman dengan kendaraan di depan kita.

Dengan memanfaatkan fitur ini kita dapat berkendara dengan santai: kaki tidak perlu siaga terus untuk menginjak pedal gas dan rem, dan tangan tidak harus diletakkan di lingkar kemudi secara terus menerus.

Cocok sekali kalau kita terpaksa harus mengemudi dalam keadaan agak lelah atau mengantuk (sekalipun sebaiknya kita beristirahat dulu sejenak), agar perjalanan tetap aman.

Ketika belum terbiasa dengan fitur ini saya merasa kurang nyaman, karena roda stir terasa bergetar, seolah berputar sedikit kekiri dan kekanan secara berulang-ulang dalam usaha mempertahankan posisi kendaraan tepat ditengah garis batas lajur di kanan dan kiri sepanjang jalan.

Lalu ada kekhawatiran jangan-jangan kendaraan tidak berbelok sempurna mengikuti ketajaman tikungan, sehingga tidak berani melepas roda kemudi.

Karena belum percaya penuh dengan keandalan ADAS ini, maka biasanya fitur ini sengaja saya matikan, supaya saya bisa mengemudi dengan lebih nyaman seperti biasanya. Sampai pada suatu ketika terjadi sesuatu yang menyadarkan saya betapa pentingnya fitur ini, dan sebaiknya selalu disiagakan untuk meningkatkan keselamatan berkendara.

Ketika itu saya sekeluarga dalam perjalanan dari Bandar Lampung menuju Yogyakarta. Berangkat dari sana memang sudah malam dan agak lelah plus ngantuk, karena perjalanan sebelumnya dari Bengkulu.

Pertimbangan saya, apa salahnya dipaksakan sedikit lagi sampai ke Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni. Setelah mobil naik ke kapal langsung tidur, dan paginya bisa melanjutkan perjalanan ke Yogya lewat Jalan Tol Trans Jawa.

Dengan menahan kantuk kami meneruskan perjalanan lewat Jalan Tol Trans Sumatra ruas Bandar Lampung-Bakauheni. Kesalahan yang saya sesali adalah: tidak mengaktifkan fitur ADAS pada kondisi yang sebetulnya sangat diperlukan. Kemungkinan saya mengalami apa yang disebut sebagai 'micro sleep' (tertidur sekejap, mungkin hanya 1 atau 2 detik saja).

Dalam waktu sesingkat itu mobil oleng menyenggol kendaraan (bus atau truck) yang sedang parkir di bahu jalan. Saya terbangun karena ada suara benturan 'braak', tapi untungnya mobil tetap terkendali, lalu saya hentikan.

Saya periksa, kaca spion kiri melipat kedalam dan ada baret-baret di pintu kiri. Saya tunggu beberapa saat, pengemudi atau penumpang bus atau truck yang terserempet tidak ada yang menyusul. Kemungkinan memang tidak ada orang yang menunggu. Jadi saya langsung melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Bakauheni.

Sambil parkir menunggu mobil masuk ke kapal saya perhatikan mobil saya 'luka' cukup serius. Dari depan sampai belakang, sebelah kiri, cat terkelupas, velg alloy tersayat cukup dalam (mungkin ada setengah milimeter) dan panjang, akibat benturan dengan badan dan roda bus atau truck tadi. Untung tidak terjadi benturan frontal, hanya menyerempet tipis saja.

Di luar itu, semua fungsi mekanik, elektronik dan lampu-lampu masih normal, sama sekali tidak menggangu perjalanan selanjutnya sampai ke Yogya.

Pembelajaran yang saya ambil dari kejadian itu adalah: seandainya fitur ADAS saya aktifkan, mobil tidak akan oleng dan menabrak (menyerempet) meskipun saya tertidur beberapa detik. Mobil akan tetap meluncur stabil di lajur, menjaga jarak dengan kendaraan di depan, bahkan ada 'emergency braking system' yang akan mengambil tindakan (mengerem kalau perlu) jika ada mobil lain yang bermanuver terlalu dekat dengan mobil kita.

Begitulah, kesimpulan saya: kita perlu membiasakan diri 'bekerjasama' dengan ADAS untuk meningkatkan keselamatan berkendara, bukan hanya untuk keselamatan kita saja, akan tetapi juga untuk kendaraan dan penumpang yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun