Fitur ADAS (Advance Driving Assistance System) kali pertama diperkenalkan pada Wuling Almaz. Fitur ini mampu menahan mobil untuk tetap meluncur di lajur yang kita pilih, dengan syarat marka jalan (garis batas lajur kiri dan kanan) terlihat jelas, dan mempertahankan jarak aman dengan kendaraan di depan kita.
Dengan memanfaatkan fitur ini kita dapat berkendara dengan santai: kaki tidak perlu siaga terus untuk menginjak pedal gas dan rem, dan tangan tidak harus diletakkan di lingkar kemudi secara terus menerus.
Cocok sekali kalau kita terpaksa harus mengemudi dalam keadaan agak lelah atau mengantuk (sekalipun sebaiknya kita beristirahat dulu sejenak), agar perjalanan tetap aman.
Ketika belum terbiasa dengan fitur ini saya merasa kurang nyaman, karena roda stir terasa bergetar, seolah berputar sedikit kekiri dan kekanan secara berulang-ulang dalam usaha mempertahankan posisi kendaraan tepat ditengah garis batas lajur di kanan dan kiri sepanjang jalan.
Lalu ada kekhawatiran jangan-jangan kendaraan tidak berbelok sempurna mengikuti ketajaman tikungan, sehingga tidak berani melepas roda kemudi.
Karena belum percaya penuh dengan keandalan ADAS ini, maka biasanya fitur ini sengaja saya matikan, supaya saya bisa mengemudi dengan lebih nyaman seperti biasanya. Sampai pada suatu ketika terjadi sesuatu yang menyadarkan saya betapa pentingnya fitur ini, dan sebaiknya selalu disiagakan untuk meningkatkan keselamatan berkendara.
Ketika itu saya sekeluarga dalam perjalanan dari Bandar Lampung menuju Yogyakarta. Berangkat dari sana memang sudah malam dan agak lelah plus ngantuk, karena perjalanan sebelumnya dari Bengkulu.
Pertimbangan saya, apa salahnya dipaksakan sedikit lagi sampai ke Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni. Setelah mobil naik ke kapal langsung tidur, dan paginya bisa melanjutkan perjalanan ke Yogya lewat Jalan Tol Trans Jawa.
Dengan menahan kantuk kami meneruskan perjalanan lewat Jalan Tol Trans Sumatra ruas Bandar Lampung-Bakauheni. Kesalahan yang saya sesali adalah: tidak mengaktifkan fitur ADAS pada kondisi yang sebetulnya sangat diperlukan. Kemungkinan saya mengalami apa yang disebut sebagai 'micro sleep' (tertidur sekejap, mungkin hanya 1 atau 2 detik saja).
Dalam waktu sesingkat itu mobil oleng menyenggol kendaraan (bus atau truck) yang sedang parkir di bahu jalan. Saya terbangun karena ada suara benturan 'braak', tapi untungnya mobil tetap terkendali, lalu saya hentikan.