Mohon tunggu...
Arinta Setia Sari
Arinta Setia Sari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger dan Beauty Reviewer

Lifestyle blogger dan beauty reviewer. Pemenang Anugerah Pewarta Wisata Indonesia (APWI) Kemenpar 2019 kategori blogger. Blognya di arintastory.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menyemai Harapan untuk Likupang melalui Branding Wellness Destination dan Sustainable Marine Tourism

23 Februari 2022   22:56 Diperbarui: 23 Februari 2022   22:58 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keindahan Likupang. Sumber: Indonesia Travel

Apa yang membuat orang kehilangan arah? Salah satunya karena memudarnya harapan. Rasa kecewa, patah hati, kegagalan yang berulang membuat orang menjadi patah semangat. Hilang harapan. Segalanya terasa hampa. Tak ada tujuan hidup. Seperti itulah kehidupan Elizabeth Gilbert penulis buku Eat, Pray, and Love di masa kelamnya bertahun-tahun silam.

Gilbert pernah mengalami patah hati yang teramat sangat. Menjadikan ia kehilangan semangat. Trauma karena percintaan yang gagal dan kehilangan orang yang dicintai teramat menyakitkan, bukan? Perlahan-lahan, monster ini menggerus mimpi-mimpi, membilah sayatan yang dalam dan menggores pilu di hati.

Tak ingin berlarut dalam kesedihan, Gilbert memutuskan untuk melakukan perjalanan di 3 negara, salah satunya Indonesia. “This is a good sign, having a broken heart. It means we have tried for something,” tulis Gilbert dalam bukunya. Healing, menemukan orang-orang atau kisah-kisah menarik dalam perjalanan, barangkali bisa menyembuhkan luka, depresi, dan trauma.

Di Italia, Gilbert tak bisa melupakan kulinernya yang membuat lidahnya berdecak. Di India, Gilbert mendapat pencerahan dan menemukan ketenangan batin. Di Bali, Gilbert bertemu Ketut Liyer, seorang guru spiritual yang bertutur mengenai keseimbangan jiwa, sugesti positif, dan harmoni kehidupan. Gilbert pun belajar meditasi dari sang guru. Dari perjalanan, secercah harapan merekah, menyemai energi positif yang meruah.

Traveling is healing. Dalam artikelnya yang berjudul “Elizabeth Gilbert’s Life Changing Story From Indonesia (That You Haven’t heard)," Gilbert menuliskan kisahnya saat bertandang di pulau terpencil yang letaknya di sebelah timur Bali.

Di sana Gilbert menyewa rumah bambu dan menikmati hari-harinya berjalan kaki di sebuah desa nelayan pada pagi dan sore hari. Gilbert menemukan keramahan penduduk di sana meskipun mereka tak bisa berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. 

Suatu ketika Gilbert jatuh sakit. Di rumah bambunya Gilbert merasakan kesendirian dan kehampaan. Namun semua itu sirna ketika seorang istri nelayan datang mengetuk pintu, memberikan Gilbert obat dan makanan. Perempuan itu tak bisa berbahasa Inggris memang, tapi dia mendekap Gilbert dan memberikan kehangatan. Dari sini Gilbert menemukan ketulusan. Dan ketulusan itu menyembuhkan.

Sekali lagi, traveling is healing. Dari kisah Elizabeth Gilbert saya menemukan konsep Wellness Tourism di mana kita melakukan perjalanan tidak hanya untuk mendapatkan pengalaman baru, tetapi juga memulihkan jiwa dan raga.

Setiap orang pasti pernah mengalami patah hati dan kegagalan. Jika saya menjadi Gilbert saya akan melakukan hal yang sama, melakukan healing sekaligus menentukan sebuah perjalanan. Mencari surga yang tersembunyi dan bertualangan. Sesekali menggalau seharian di tepi pantai, menangis, terisak, berteriak. Lalu keesokan harinya menikmati aroma ikan bakar, menyaksikan anak-anak tertawa lepas berkejaran di sepanjang bibir pantai. Lusa dan hari-hari selanjutnya memacu adrenalin dengan paralayang, mendaki perbukitan, menjelajah hutan, atau melakukan diving sembari menyaksikan keindahan terumbu karang.

Pertanyaannya, selain Bali, di manakah kita bisa menemukan surga yang indah itu? Jawabannya jatuh pada Likupang.

Likupang tak kalah indah dengan Bali. Likupang digadang-gadang sebagai Bali Baru. Bahkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menisbatkan Likupang menjadi bagian dari Destinasi Superprioritas bersama 4 destinasi lainnya yaitu Borobudur, Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo. Likupang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 84 tahun 2019.

Pantai Pasir Putih di Likupang. Foto: Kemenparekraf
Pantai Pasir Putih di Likupang. Foto: Kemenparekraf

Likupang terletak di Sulawesi Utara, tepatnya di Minahasa Utara, dan berjarak 48 km dari Kota Manado. Hamparan pasir putih yang memikat sejauh mata memandang, hutan yang masih terjaga kelestariannya, perbukitan yang memanjakan perjalanan, kuliner yang menggoyang lidah, apapun itu keelokan yang kita cari bisa ditemukan di Likupang.

Dengan pengelolaan yang baik, surga ini mampu menjadi wisata kelas dunia, mempromosikan Wonderful Indonesia. DSP Likupang bahkan sangat besar potensinya untuk menjadi destinasi wisata primadona dengan branding "Wellness Destination and Marine Tourism."

Kenapa Wellness destination and sustainable marine tourism? 

Sudah 2 tahun lebih Indonesia terdampak pandemi. Pandemi selain berdampak pada kondisi fisik, juga mengikis psikis. Bahkan memicu tanda-tanda kelelahan mental hingga depresi. Menurut data UNICEF secara global, 1 dari 7 anak mengalami dampak akibat karantina dan terhentinya proses belajar mengajar di kelas. Para pelajar mengalami kelelahan karena aktivitas belajar daring. Adapun anak muda dan para orangtua mengalami kecemasan dan ketakutan akibat ketidakpastian masa depan.

All we need is healing. Riset dari The American Psychological Association, mereka yang terbiasa bepergian lebih mampu menangani stres. Kesempatan bertemu dengan orang-orang, budaya, dan hal-hal baru bisa didapat dengan melakukan perjalanan dan berinteraksi.

Riset Momodo (situs penyedia informasi hotel dan tiket pesawat) menyebutkan bahwa bepergian ke suatu destinasi merupakan aktivitas yang membuat seseorang bahagia, lebih percaya diri, dan toleran terhadap orang lain. Dalam riset tersebut, 76% peserta survei memiliki pandangan yang jauh lebih positif mengenai manusia, budaya, dan keanekaragaman dari tempat yang dikunjungi. Dari sini saya bisa simpulkan mengapa Elizabeth Gilbert menemukan harapan dan berhasil bangkit dari depresi setelah melakukan perjalanan dan bertemu dengan orang-orang baru di tempat yang pernah dikunjunginya.

Kembali ke Likupang. Kita akan dibuat takjub dan terpesona dengan keindahan pantai Pulisan, pantai Paal, pulau Gangga, pulau Lihaga, ekowisata Bahoi, dan spot wisata menarik lainnya. Laut biru sepanjang mata memandang, pantainya masih bersih. Panorama bawah lautnya sangat eksotis, memanjakan mata para pecinta diving.

kawasan ekowisata Bahoi terkenal akan keindahan terumbu karang dan mangrove yang terus dilestarikan oleh masyarakat setempat. Konsep keberlanjutan, ramah lingkungan, dan kelestarian ekosistem di kawasan tersebut dipertahankan masyarakat. Misalnya tidak menggunakan bom ikan yang merusak terumbu karang. Setiap tahun terdapat aksi tanam mangrove.

Berdasarkan keindahan panorama di bibir pantai, eksotisme bawah laut, serta ekosistem yang dijaga kelestariannya oleh masyarakat lokal, maka sangatlah layak Likupang dikenal sebagai Sustainable Marine Tourism atau Wisata Bahari Berkelanjutan.

Saya berharap Likupang menguat dengan branding wellness destination sekaligus sustainable marine tourism. Maka dari itu, penyediaan paket-paket wisata, termasuk wisata minat khusus patut menjadi perhatian. Wisata minat khusus melalui olahraga misalnya dibagi menjadi 3, yakni via darat (trekking ke hutan/bukit dan bersepeda), via laut (diving, renang, dan memancing), via udara (paralayang). Wisata berbasis olahraga sangat mendukung konsep wellness tourism. Fisik bugar, psikis senantiasa terjaga.

Olahraga merupakan sarana yang tepat untuk melepas penat sekaligus healing. Kegalauan kita seketika hilang ketika menyaksikan keindahan terumbu karang. Rasa penat mendadak sirna ketika berkesempatan trekking menjelajah hutan sembari mendengarkan kicau burung-burung di kejauhan. Kesedihan menjadi pudar, adrenalin terpacu ketika terbang menggunakan paralayang.

Tahun lalu eksplorasi wisata melalui perhelatan Likupang Duathlon disambut positif oleh masyarakat. Likupang Duathlon merupakan konsep olahraga bersepeda dengan jarak tempuh 46 kilometer dipadukan dengan berlari sejauh 3 kilometer. Selain itu, event berskala internasional yang berhasil dilaksanakan untuk memperkenalkan Likupang kepada dunia di antaranya The Likupang International Underwater Photo Competition dan Paralayang Trip of Indonesia 2021. Perhelatan seperti ini sangatlah bisa mendongkrak branding Likupang-North Sulawesi sebagai wellness destination and tourism. Bukankah begitu?

Lelah setelah beraktivitas dan berolahraga, saatnya menikmati kuliner khas Likupang yang menggoyang lidah. Makanan serba-seafood disajikan sembari menikmati deburan ombak di tepi pantai.

Lalampa. Foto: Indonesia Travel
Lalampa. Foto: Indonesia Travel

Pisang Goroho dan Sambal Roa. Foto: Indonesia Travel
Pisang Goroho dan Sambal Roa. Foto: Indonesia Travel

Jika berkesempatan ke Likupang, kuliner yang sangat ingin saya coba yakni Lalampa, ketan yang digulung daun pisang dan berisi ikan cakalang. Selain itu saya ingin menikmati bubur tinutuan dipadankan dengan cakalang fufu. Tak lupa menu penutup berupa panada, pisang goroho, plus sambal roa. Ahhhhhhh membayangkannya saja sudah membuat lidah saya meronta, apalagi mencicipinya langsung di Likupang.

Homestay di Likupang. Foto: Kementerian PUPR
Homestay di Likupang. Foto: Kementerian PUPR

Demi mendukung Destinasi Superprioritas Likupang, pemerintah siap mengembangkan ratusan homestay di desa-desa wisata. Dengan berkunjung ke desa wisata, kita bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat, melihat budaya, serta  membeli produk UMKM yang ditawarkan. Aih, ingin sekali  saya mencoba tenun Koffo dan menikmati seni pertunjukan Lesung Mahatus.

Seni Pertunjukan Lesung Mahatus. Foto: Ronny Adolof Buol
Seni Pertunjukan Lesung Mahatus. Foto: Ronny Adolof Buol

Seni Pertunjukan Lesung Mahatus. Foto: Ronny Adolof Buol
Seni Pertunjukan Lesung Mahatus. Foto: Ronny Adolof Buol

Dengan segala hal unik yang ditawarkan, satu hal yang membuat saya penasaran akan Likupang adalah pembangunan Wallace International Conservation Resort and Marine Park, sebagai wisata ekologi dan edukasi perlindungan flora fauna di Minahasa. Kehadiran Wallace International Conservation Resort and Marine Park selaras dan semakin mendukung Likupang dalam mewujudkan branding sustainable marine tourism.

Sulawesi Utara menjadi salah satu lokasi penting keberadaan dugong yang spesiesnya kian terancam punah. Tiga tahun lalu ditemukan Dugong yang tewas terdampar di perairan Bahoi. Dugong tersebut selanjutnya diteliti penyebab kematiannya dan ternyata bukan karena menelan sampah plastik. Upaya-upaya konservasi dan edukasi mengenai spesies yang terancam punah sedari dini sangatlah penting untuk mencegah tangan-tangan jahil memburu spesies langka demi segepok cuan. Dari sini, letak kunci sustainable marine tourism.

Sebagai pamungkas, saya terkesan akan Elizabeth Gilbert yang menulis novel Eat, Pray, and Love dan melakukan traveling for healing. Eat, dalam perjalanan nikmatilah segala makanan yang membuatmu bahagia, barangkali berkesan, dan ingin membuatmu kembali lagi ke sana buat bernostalgia. Pray, berdoalah, semailah harapan baik dan sugesti positif ketika bertemu dengan orang-orang atau hal baru di tengah perjalanan. Love, cintailah budaya dan keberagaman yang ada.

Saya sendiri ingin seperti Gilbert, melakukan perjalanan dan menemukan cinta. Namun, cinta dan pilihan saya jatuh pada likupang, surga berpasir putih di Sulawesi Utara. Bukan tempat lain.

Harapan saya untuk Likupang, kelak Likupang mampu menjadi bagian dari destinasi wisata kelas dunia. wisata bahari berkelanjutan menjadi branding kuat Likupang. Eksotika alamnya mampu memulihkan jiwa dan raga bagi siapapun yang berkunjung ke sana. Healing, gak perlulah jauh-jauh ke luar negeri. Di Indonesia Aja, cukup ke Likupang. Discover the hidden paradise, yuk!

Referensi

1. Website dan media Sosial Kemenparekraf

2. Indonesia Travel

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun