Komunikasi internal
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media (Effendy, 2008). Komunikasi memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam interaksi sosial. Tanpa komunikasi, seseorang akan kesulitan untuk memahami orang lain, bertukar informasi, atau memperoleh informasi dari orang lain. Komunikasi terjadi sebagai bagian dari hubungan sosial, di mana masyarakat terdiri dari setidaknya dua individu yang saling berinteraksi, dan interaksi tersebut timbul sebagai akibat dari proses komunikasi itu sendiri. Untuk memahami komunikasi secara lebih mendalam, penting untuk melihatnya dari dua perspektif: pengertian komunikasi secara umum dan pengertian komunikasi dalam konteks paradigma, sehingga dapat lebih jelas bagaimana komunikasi dijalankan.
Komunikasi internal dalam organisasi adalah pertukaran ide antara para pemimpin dan anggota organisasi yang memungkinkan terwujudnya organisasi dengan struktur khasnya, serta pertukaran informasi secara horizontal dan vertikal di dalam organisasi yang mendukung kelancaran operasi dan manajemen. Pada dasarnya, komunikasi internal dalam organisasi harus menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan tanpa berlebihan, serta memberikan informasi yang lengkap yang dibutuhkan oleh anggota organisasi terkait dengan tugas-tugas mereka. Hal ini mengarah pada pentingnya komunikasi timbal balik yang efektif antara atasan dan bawahan dalam mendukung kelancaran proses di dalam organisasi.
Komunikasi organisasi
Menurut Sutrisno (2010), komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka terlibat dalam proses itu, bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Sifat utama komunikasi dalam organisasi adalah pembuatan pesan, interpretasi, dan pengelolaan aktivitas anggota organisasi. Proses komunikasi dalam organisasi sangat bergantung pada bagaimana setiap anggota menafsirkan atau memberikan makna terhadap apa yang terjadi di dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang efektif sangat penting untuk kelancaran pencapaian tujuan organisasi, namun ada faktor-faktor penghambat yang perlu diperhatikan untuk mencapainya. Hal ini disebabkan karena tidak semua anggota memiliki pemahaman atau interpretasi yang sama terhadap pesan yang disampaikan, sehingga terdapat perbedaan persepsi di antara mereka. Komunikasi dalam organisasi juga menciptakan ruang bagi para karyawan untuk berinteraksi secara internal, baik dengan sesama rekan kerja, atasan, maupun bawahan.
Bentuk komunikasi
Komunikasi lisan
Komunikasi verbal dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi yang dilakukan secara langsung, di mana informasi disampaikan melalui lisan atau mulut. Bentuk komunikasi ini terjadi dalam berbagai situasi, seperti saat berbicara langsung dengan rekan kerja dalam pertemuan tatap muka, dalam rapat, maupun dalam percakapan yang dilakukan melalui telepon. Dalam komunikasi verbal, pesan atau informasi disampaikan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan oleh individu kepada orang lain secara langsung.
Komunikasi non-verbal
Komunikasi non-verbal adalah bentuk komunikasi yang dilakukan melalui bahasa tubuh, di mana pesan disampaikan tanpa menggunakan kata-kata. Ini mencakup berbagai elemen seperti gerakan mata, yang dapat menunjukkan perhatian atau minat, posisi tubuh yang berdekatan yang menunjukkan kedekatan atau kenyamanan antara individu, serta cara memandang yang dapat menyampaikan berbagai makna, seperti rasa hormat, ketertarikan, atau ketidaksetujuan. Semua elemen ini berfungsi sebagai saluran komunikasi yang sangat efektif dan mudah dipahami, karena sering kali lebih mengungkapkan perasaan dan sikap seseorang dibandingkan dengan kata-kata yang diucapkan.
Menerapkan Komonikasi Internal yang Efektif