Mohon tunggu...
Arini Tazkiyah
Arini Tazkiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Antropologi Universitas Airlangga

Segalanya tidak selalu mudah, tetapi selalu berusaha melakukan apa yang benar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etnografi sebagai Modal dalam Meningkatkan Literasi Keagamaan Berbasis Budaya di Era Digital

7 Juni 2023   19:11 Diperbarui: 7 Juni 2023   19:16 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya ada nama Ismail Fajri Alatas, lahir pada 18 September 1983 merupakan seorang kandidat doktor Antropologi dan sejarah di University of Michigan, yang terletak di Ann Arbor. Ismail mengambil pendidikan pascasarjana  di Eisenberg Institute for Historical Studies. Dia menerima gelar B.A (Bachelor of Art) dari University of Melbourne, Australia dan M.A (Master of Art) dari University of Singapore (mei.edu).  Beliau merupakan seorang antropolog yang sukses berkarir di luar negeri, minat penelitian utama adalah Islam di wilayah Samudra Hindia khususnya berhubungan dengan sejarah kontemporer antara Asia Tenggara dan Arab. Bidang pengajarannya berkaitan dengan sejarah dan Antropologi Islam, hukum dan masyarakat Islam, Islam, politik dan sufisme, serta Islam di dunia Samudra Hindia dan Asia Tenggara (nyu.edu). 

Karyanya yang terbit dua tahun lalu berjudul What is Religious Authority  Cultivating Islamic Communities in Indonesia (Princeton, 2021). Buku ini melacak pergerakan para wali dan cendikiawan Muslim dari Yaman ke Indonesia dari abad ke 18 hingga saat ini dan melihat bagaimana mereka melintasi wilayah serta budaya yang kompleks dengan membuka transmisi saluran baru ajaran Islam. Beliau menuliskan ketenaran Habib Luthfi bin Yahya selaku tokoh keagamaan terkemuka di Indonesia. Menggambarkan bagaimana Habib Lutfi menggunakan infrastruktur tasawuf untuk membangun komunitas keagamaan yang langgeng, dan bagaimana citranya menampilkan diri sebagai keturunan Nabi Muhammad (Nyu.edu). Bukunya yang lain berjudul Al-Rashafat: Percikan Cinta Para Kekasih (Bentang, 2013) meruoakan karya terjemahan karya Sufi Hadrami pada abad ke 18. Beberapa artikelnya diterbitkan di Die Welt des Islams. Journal of Islamic Studies, Studia Islamika, dan Encyclopedia of Islam (mei.edu).

Dari kedua tokoh antropolog tersebut, dapat menjadi representasi yang mewakili dunia antropolog Muslim  yang memberikan sumbangsih nya berupa tulisan mengenai agama dan kebudayaan. Dari karya tulisan kedua tokoh dapat dijadikan patokan untuk menyediakan penjelasan yang objektif dan mendalam tentang kehidupan Muslim dalam bingkai agama dan budaya. Dari keduanya, kita dapat belajar menggunakan tulisan sebagai alat yang efektif untuk memperkenalkan Islam sebagai agama yang penuh dengan pengetahuan serta membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang budaya.

 

KESIMPULAN 

            Era digital bukan hanya mengubah sistem ekonomi, politik, maupun teknologi dan informasi, era digital juga membawa dampak signifikan terhadap praktik kebudayaan, keagamaan terhadap masyarakat. Era digital mendefinisikan ulang bagaimana praktik keagamaan dijalankan melalui kemudahan berbagai teknologi. Agama dan budaya menjadi bagian tak terpisah dari masyarakat. Kehadiran Antropolog dalam mengkaji serta mempelajari masyarakat sebagai liyan bermanfaat dalam segala aspek pembangunan. Salah satunya adalah peningkatan literasi keagamaan berbasis kebudayaan dalam era digital. Dengan memanfaatkan teknologi digital, budaya dan agama dapat dijembatani melalui literasi keagamaan yang penuh dengan mindfulness. Menjadikan tidak adanya kesenjangan antara agama dan budaya dalam masyarakat. Mengenal antropolog Muslim 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun