Mohon tunggu...
Arini Tazkiyah
Arini Tazkiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Antropologi Universitas Airlangga

Segalanya tidak selalu mudah, tetapi selalu berusaha melakukan apa yang benar.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Adaptasi dan Inovasi: Strategi UMKM Jawa Timur Bertahan saat Pandemi Covid 19

30 Mei 2023   01:51 Diperbarui: 30 Mei 2023   02:15 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UMKM sebagai salah satu penggerak ekonomi Indonesia turut berdampak terhadap adanya pandemi Covid-19. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM Kebijakan PSBB, yang membatasi mobilitas masyarakat di luar rumah menjadikan sektor UMKM harus beradaptasi dengan keadaan tersebut. UMKM yang biasanya melakukan penjualan dengan sistem konvensional dengan membuka gerai dan melakukan transaksi secara langsung dengan konsumen harus menata ulang kebiasaan tersebut dengan beralih ke sistem digitalisasi saat memasarkan produknya. 

Dampak Pandemi terhadap UMKM Jawa Timur 

Saat pandemi, konsumsi serta daya beli masyarakat menurun drastis dikarenakan banyak terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) oleh beberapa perusahaan yang menyebabkan banyak masyarakat pekerja kehilangan pekerjaan. Sebagian besar masyarakat memilih berhati-hati dalam menggunakan uang mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup karena ketidakpastian pandemi. Hal ini yang menyebabkan turunnya daya beli serta konsumsi masyarakat akan barang-barang konsumsi terutama di luar kebutuhan pokok yang berimbas pada kinerja usaha produsen dan penjual. 

Pada aspek perusahaan, pandemi ini telah mengganggu kinerja banyak perusahaan terutama yang bergerak di bidang perdagangan, transportasi, e-commerce, serta pariwisata. Kebijakan social distancing yang menjadikan segala sektor pekerjaan dipindahkan dalam rumah (work from home) berdampak pada kinerja serta penghasilan perusahaan yang kemudian diikuti oleh pemutusan hubungan kerja. 

Bahkan ada beberapa perusahaan yang gagal survive memilih untuk gulung tikar perusahaannya. Pada UMKM, adanya pandemi menyebabkan turunnya permintaan dari konsumen terhadap pemenuhan barang dan jasa yang berdampak pada suplai, pemutusan hubungan kerja karyawan dan ancaman macetnya pembayaran kredit (Bahtiar & Saragih, 2020 dalam Betty, 2021: 3). 

Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang terbesar kedua bagi perekonomian Indonesia dengan tingkat pertumbuhan setara dengan tingkat nasional dan provinsi-provinsi besar besar lainnya di Jawa. Tiga sektor lapangan usaha utama penopang PDRB Jawa Timur secara berturut-turut adalah sektor industri pengolahan (29,03%), perdagangan (18,18%) dan pertanian (12,80%) (BPS Jawa Timur, 2019). Saat awal pandemi Covid-19 (2020 Jawa Timur mengalami penurunan sebesar -2,07% selama tahun 2020 dan -0,74% sejak awal hingga pertengahan tahun 2021 (BPS Jawa Timur, 2019). 

Secara geografis, Provinsi Jawa Timur memiliki banyak potensi alam, industri, pengolahan, serta jasa yang dapat dikembangkan untuk penyumbang ekonomi Jawa Timur. Sebelum pandemi terjadi, pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur relatif cepat pada sektor-sektor ekonomi tertentu seperti sektor pengadaan air, limbah dan daur ulang, penyediaan akomodasi makan dan minum, informasi dan komunikasi dan masih banyak sektor ekonomi lainnya. Sedangkan terdapat perubahan pada saat pandemi Covid-19, sektor ekonomi yang masih dapat bertahan dan bertumbuh secara cepat saat pandemi di antaranya, pertanian, kehutanan, perikanan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial serta sektor lainnya (Nurul, dkk., 2021: 111).

Permasalahan yang dihadapi UMKM Jatim selama pandemi memberikan dampak yang sangat besar khususnya pada sektor industri pengolahan sebesar 49% dan sektor penyediaan akomodasi serta usaha makanan dan minuman sebesar 45%.

 Permasalahan tersebut meliputi kekurangan modal, proses produksi yang terhambat, penjualan yang menurun drastis, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, serta proses distribusi barang dan jasa yang terhambat (Diana & Soehardi, 2021: 84). Sekalipun UMKM menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, tidak menutup kemungkinan bahwa UMKM mengalami kalah bersaing dengan perusahaan baik nasional maupun swasta. Karena beberapa perbedaan yang ada dari segi modal yang dimiliki, teknologi yang dikuasai, jumlah tenaga kerja yang ada, serta inovasi dan kreativitas.

Kontribusi Pemerintah Jawa Timur untuk Membangkitkan UMKM 

Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen terus memperkuat dan memberdayakan UMKM untuk segera bangkit dari imbas pandemi Covid-19. Pendirian rumah kurasi yang bertujuan untuk menyeleksi produk UMKM sebelum dikirim ke luar negeri agar produk memiliki standar yang baik dari sisi kualitas yang dapat meningkatkan daya saing. Kurasi produk UMKM merupakan proses menjaga nilai serta mengelola produk UMKM untuk dapat dikembangkan atau dilestarikan di kemudian hari. Rumah Kurasi sendiri didirikan oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jatim. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun