Catcalling memberikan dampak terhadap citra tubuh yang dimiliki seseorang ini dapat bersifat negatif maupun positif. Seseorang yang memiliki citra tubuh yang positif akan memiliki kepuasan akan bentuk tubuhnya (body image satisfaction) yang tinggi. Sedangkan orang yang memiliki citra tubuh yang negatif akan mengalami hambatan untuk bersosialisasi, stress, bahkan hingga memiliki gejala kecemasan yang tinggi.
Sampai saat ini catcalling masih dianggap sebagai suatu permasalahan yang biasa, sehingga membuat korban tidak melaporkan kejadian yang dialaminya. Dampak psikologis yang dapat terjadi seperti gangguan suasana hati (bipolar), depresi, gangguan makan, trauma, kecanduan, kecemasan, skizoprenia, OCD (gangguan obsesif kompulsif).
Catcalling memberikan dampak bagi korban seperti dipermalukan, dihina, direndahkan, terintimidasi, bahkan dapat membuat stress. Selain itu, seringkali korban tidak ada keberanian untuk melapor karena beberapa alasan, seperti pelecehan di ruang publik (street harassment) yang masih dianggap wajar, menganggap pelecehan seksual hal yang sepele dan dibuat-buat, dan menyalahkan pakaian korban.
Saran saya perlu dibuatnya suatu aturan atau Undang-Undang yang jelas terkait dengan hukuman bagi pelaku pelecehan secara verbal. Adanya kerjasama yang baik dan kooperatif antara penegak hukum, korban, keluarga terdekat korban, psikolog dan psikiater penyelesaian masalah ini.
Penulis: Arinda Lia Widianti, Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Airlangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H