Plato juga mengemukakan dalam tujuan pendidikan bahwa pendidikan itu harus membentuk watak dan karakter siswa, bagaimana caranya menjadi kreatif dan produktif melalui ide-idenya maka dari itu siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan bakat dan potensi dan guru menjadi agen of control dimana ia membimbing dan mengarahkan siswa ke arah yang progresif.Â
Metode yang digunakan Plato ada 2 yaitu metode untuk tingkatan dasar dan metode untuk tingkatan atas. Metode yang tingkatan dasar itu bisa menggunakan metode bermain atau player, dimana siswa itu diharapkan mampu berkreativitas dengan ide-idenya bagaimana caranya bermain peran. Metode ini dapat digunakan pada tingkatan TK, paud dll.Â
Sedangkan metode untuk tingkatan atas yang metode deartika yaitu metode dimana siswa berpikir kritis dalam memecahkan sebuah masalah, dia dituntut menjadi publik solving agar diharapkan dapat mengembangkan sebuah ide menjadi konsep dasar yang lebih universal.
Plato juga berpendapat bahwa rasio itu nyata dan yang nyata itu rasio. Hal ini maksudnya adalah bahwa segala yang dipikirkan manusia itu selalu bersentuhan dengan yang terlihat yang selalu berubah-ubah.
b. Al-Ghazali
Dia merupakan tokoh tokoh sentral dikalangan muslim, bahkan ia diberi gelar hujatul Islam. Ia berasal dari kota khurasan. Dan diantara karya-karyanya yang berjudul idea Ulumuddin dan tafi Al falasyifa. Pada buku yang ke 2 inilah Al-Ghazali menolak 20 pendapat filosofi muslim tentang berbagai pendapat atau perdebatan. Beberapa pendapat filosofi adalah sebagai berikut:
1. Filosof materialistis (al- dhariyyun)
2. Filosof naturalis atau deistis(thabi'iyun)
3. Filosof teis (al- illahiyun)
Alasannya karena:
tentang pendapat-pendapat mereka dalam tiga hal yakni :