Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sahabat/i umat Muslim, pasti kalian ingin sekali menjadi orang yang sukses kan? Akan tetapi, bagaimana menghadapinya agar bisa menjadi orang sukses?? Dihadapi dengan bersabar dan shalat, Apa kalian tau, Apa itu sabar? Kenapa harus bersabar? Dan apa kekuatan sabar? dan begitu juga dengan sholat. Apa itu shalat? Kenapa harus melakukan shalat? Apa kekuatan shalat? Dan, apa hubungan antara kesabaran dan shalat? Inilah yang akan kita bahas dalam artikel ini.Â
(Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya shalat sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk). ( Al Baqarah :2 ayat 45 )
Ayat diatas membahas tentang dua hal yang selalu ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sholat dan kesabaran. Setiap hari umat Islam melakukan shalat. Dan setiap saat umat Islam dianjurkan untuk menjadi orang yang sabar.
Sabar. Inilah sepatah kata yang selalu mewarnai kehidupan kita. Bagai udara, istilah sabar begitu banyak dalam kehidupan ini dan sedemikian mudah diucapkan. Entah diucapkan oleh seorang sahabat, orang tua, saudara, keluarga, atau bahkan teman kerja.
Apa itu sabar?
Secara kebahasaan, sabar berasal dari bahasa Arab (as-shabru). Dalam kamus-kamus bahasa Arab yang sangat terkenal (sepeeti lisanu Al-Arab), kata sabar bermakna al-habsu yang bermakna menahan diri.
Secara sederhana, sabar dapat dipahami sebagai sebuah sikap menahan diri agar tidak semakin terpuruk dalam suatu keadaan, sekaligus mengelola segala daya dan potensi diri untuk bisa keluar dari keadaan terpuruk dan mewujudkan semua cita-cita.
Kenapa harus bersabar?
Menurut pemimpin umat Islam keempat setelah Nabi Muhammad SAW wafat ini, posisi kesabaran dalam keimanan bagaikan kepala bagi tubuh. Tidak ada keimanan tanpa kesabaran, sebagaimana tidak ada tubuh tanpa kepala.
(Diriwayatkan oleh Abi Ishak, Imam Ali bin Abi Thalib pernah berujar, kesabaran dalam konteks keimanan tak ubahnya kepala bagi tubuh. Tatkala tidak ada kesabaran, maka tidak ada pula keimanan).
Sebagai orang beriman, kita harus senantiasa bersabar. Karena tanpa kesabaran, sesungguhnya tidak ada lagi keimanan dalam diri kita. Kesabaran akan membuat anggota tubuh mampu beraktivitas sesuai dengan kapasitas dan proporsinya. Sebagaimana kesabaran akan membuat kehidupan bermasyarakat dan bernegara berputar sesuai atas dasar hak dan kewajibannya, tanpa higemoni, tirani, dan suasana konfliktual.Â
Apa kekuatan sabar?
Sabar adalah kekuatan. Dengan bersabar, seseorang sanggup menghadapi kondisi-kondisi paling buruk sekalipun. Bahkan dengan bersabar, seseorang mampu mewujudkan cita-cita suksesnya.
Sejarah orang sukses adalah sejarah pertarungan sengit untik menaklukkan berbagai macam halangan dan kegagalan. Mereka adalah orang-orang yang tampil sebagai pemenang. Hingga kegagalan yang ada justru dijadikan sebagai pintu masuk menuju sukses.
Berikut yang termasuk kekuatan atau keistimewaan yang ada di balik sikap sabar :
- Hati yang jernih dari segala penyakit
- Proses yang tidak pernah berhenti
- Keinginan yang tangguh
- Tidak pernah putus asa
- Janji Ilahi yang tidak pernah luput
Selanjutnya, mengenai shalat. Bagi umat Islam, istilah shalat sangat familiar. Shalat adalah bagian dari lima rukun Islam. Umat islam diwajibkan melakukan shalat, setidaknya lima kali dalam sehari, yaitu shalat subuh, shalat dzuhur, shalat ashar, shalat maghrib dan shalat isya'.
Apa itu shalat?
Secara kebahasaan, shalat berarti do'a kebaikan (ad-dua'u bikhairin)
Mendoakan kedua orang tua, mendoakan keluarga, mendoakan para guru, mendoakan para wali Allah, dan doa kebaikan lainnya adalah secara kebahasaan.
Adapun secara syariat, para ulama mendefinisikan shalat dengan istilah ;
(Shalat adalah perkataan dan perbuatan yang dibuka dengan takbiratul ihram, ditutup dengan assalamu'alaikum dengan ketentuan syarat-syarat tertentu).
Adapun syarat-syarat shalat adalah mensucikan semua anggota tubuh dari segala macam kotoran atau najis, menutupi aurat dengan pakaian yang auci, dilakukan di tempat suci, mengetahui masuknya waktu shalat, dan menghadap kiblat.
Di samping syarat-syarat di atas, ada juga yang disebut dengan istilah rukun. Kitab-kitab fikih banyak menjelaskan perbedaan antara syarat dengan rukun. Syarat adalah yang menentukan bagi sah atau tidaknya shalat. Bila syarat-syarat di atas dipenuhi, shalat bisa dilaksanakan secara sah.Â
Akan tetapi, adanya syarat-syarat tersebut tidak secara otomatis menunjukkan adanya shalat. Karena bisa jadi seseorang menggunakan syarat tersebut untuk kebutuhan ibadah yang lain.
Inilah bedanya syarat dengan rukun. Dalam hukum islam, rukun didefinisikan sebagai hal yang menentukan bagi ada dan tidaknya sesuatu. Bila rukun-rukun yang ada dipenuhi maka sebuah ibadah berarti dilaksanakan. Bila tidak, berarti ibadah tersebut tidak dilaksanakan.
Adapun rukun-rukun shalat sebagaimana berikut : niat, berdiri ( bagi yang mampu ), takbiratul ihram, membaca surah Al-Fatihah, ruku', thumakninah, berdiri dari ruku', i'tidal, sujud, thumakninah, duduk diantara dua sujud, thumakninah, duduk diantara dua sujud, thumakninah, duduk di raka'at terakhir, membaca syahadat dalam duduk yang terakhir, membaca shalawat dalam duduk yang terakhir, dan membaca salam yang pertama.
Kebutuhan untuk melakukan shalat.
Kenapa harus melakukan shalat?
Pernyataan ini kerap kali hadir dalam kehidupan banyak orang yang semakin terpesona oleh keindahan dunia, terutama bagi mereka yang hidup di kota-kota besar. Di mana di satu sisi mereka sangat disibukkan oleh pelbagai urusan dan kewajiban untuk memenuhi segala kebutuhan yang ada. Dan, di sisi lain mereka kerap beranggapan bahwa shalat tidak melahirkan apa pun, bagi kehidupan mereka ataupun orang-orang yang ada di sekitarnya.
Secara sosial contohnya, shalat kerap tidak memberikan dampak apa pun bagi mereka yang melakukannya. Mereka tetap miskin, melarat, kesusahan, dan lain sebagainya. Bahkan, mereka yang melakukan shalat pun tidak secara otomatis menjadi orang baik nan bijak.Â
Buktinya, mereka yang kerap melakukan aksi kekerasan adalah mereka yang rajin melakukan shalat. Bahkan mereka yang korupsi, makan uang rakyat dan menyalahgunakan jabatan, juga tidak jarang adalah orang-orang yang melakukan shalat.
Dalam situasi seperti ini, pertanyaan seperti di atas kerap kali hadir. Memang tidak selalu dalam bentuk kata-kata ataupun pertanyaan. Karena tidak jarang merwka mengekspresikan pertanyaan di atas dengan cara bermalas-malasan untuk melakukan shalat, bahkan mungkin tidak melakukannya.
Harus ditegaskan dari awal, orang-orang yang bertanya seperti di atas adalah orang-orang yang tertipu dengan godaan dunia, tidak memahami hakikat kehidupan, dan tidak tahu kekuatan shalat. Hingga mereka menyia-nyiakan kekuatan dahsyat ini.
Jadi, mengapa kita harus melakukan shalat?
- Karena perintah Allah SWT
- Pembenahan secara kejiwaan
- Untuk mengimbangi fitnah kehidupan
- Shalat dapat mencegah kemungkaran
Selanjutnya, Apa kekuatan shalat?
Dari yang telah disampaikan di atas dapat ditegaskan, shalat mengandung kekuatan dan energi positif yang sangat besar bagi kehidupan orang yang melakukannya dan bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.Â
Ibarat lingkaran, kekuatan ini bertitik tolak dari hati yang bersih, membentuk jiwa-raga yang sehat, membentuk keluarga yang bersabar serta saling menghormati dan terus demikian dalam lingkaran-lingkaran yang lebih besar.
Allah berfirman di dalam Al-Quran (Al-Fath:4);
(Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka ( yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana).
Inilah salah satu kekuatan shalat. Dengan melakukan ibadah shalat, sesungguhnya seseorang sedang melakukan pembenahan internal, dimulai dari hati, jiwa, raga, dan kehidupannya. Hingga secara perlahan semuanya terkondisikan untuk menjadi lebih baik dan juga melakukan segala macam kebaikan.
And the last, mengenai apa hubungan antara kesabaran dan shalat?
Hidup di dunia ini kita banyak menghadapi masalah, maka  semua persoalan hidup harus dihadapi dengan sabar bukan dengan menghindari masalah. Untuk menumbuhkan dan memupuk kesabaran  adalah dengan menegakkan shalat. Jadi, shalat yang baik akan menghasilkan kemampuan bersabar tinggi.Â
Sebaliknya kesabaran yang baik akan menghasilkan shalat yang berkualitas sehingga melahirkan kenikmatan dan ketenangan yang tak terhingga di hati. Â Shalat dan sabar akan melahirkan pribadi yang mulia, sehingga akan dicapai tujuan shalat yaitu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Orang yang shalatnya baik, dalam kehidupannya sehari-hari akan dipenuhi sifat sabar yang tercermin dalam tingginya akhlak.
Dalam kaitan dengan dzikir, menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong adalah  dengan berdzikir (mengingat Allah setiap saat). Siapa yang berdzikir  dengan sabar, maka Allah akan mengingatnya dengan rahmat.
Shalat menjadikan seorang berjiwa muthma'innah. Orang yang berjiwa muthma'innah inilah yang akan mampu mengaplikasikan nilai-nilai shalat dalam kehidupan sehari-hari yaitu nilai-nilai yang didominasi kesabaran paripurna.
Sekian artikel dari saya, semoga bermanfaat bagi kalian.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H