Mohon tunggu...
Arindra Dwi Angraini
Arindra Dwi Angraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nursing Student

Undergraduate Nursing Student at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Harga Minyak Goreng Naik, Berdampak Negatif dan Positif bagi Kesehatan?

21 April 2022   19:24 Diperbarui: 3 November 2024   18:55 5584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini minyak goreng menjadi perbincangan hangat di sebagian masyarakat khususnya ibu rumah tangga. Bagaimana tidak, kelangkaan minyak goreng di pasaran dan harganya yang menjulang tinggi membuat banyak rumah tangga di Indonesia kelimpungan. Diketahui bahwa harga minyak goreng mahal sejak akhir tahun 2021 sampai saat ini.

Kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng ini membuat banyak ibu rumah tangga kesulitan untuk memasak sehari hari. Seperti yang kita ketahui, penggunaan minyak goreng untuk memasak sehari hari sudah melekat di masyarakat Indonesia karena cita rasa makanan yang digoreng terasa lebih enak dan gurih dibanding dengan makanan yang dimasak dengan cara dikukus, direbus atau dipanggang. 

Dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia masih sangat bergantung dengan minyak goreng. Akibat kenaikan harga minyak dan kurangnya pengetahuan membuat masyarakat “berhemat” dengan menggunakan minyak goreng yang telah dipakai hingga berulang kali atau biasa kita kenal dengan minyak jelantah. Hal ini tentu berdampak negatif untuk kesehatan tubuh.

Dampak Negatif

Minyak goreng yang sudah digunakan berulang kali bisa saja mengalami penurunan mutu pada minyak goreng tersebut yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan. 

Tidak hanya menurunkan mutu minyaknya, mutu bahan pangan yang digoreng pun juga menurun. Penurunan mutu yang ditimbulkan dapat berupa perubahan fisik pada minyak seperti warna, tekstur, dan rasa, sedangkan perubahan pada bahan pangan yaitu menurunnya kandungan vitamin dan nilai gizi yang terkandung pada bahan pangan tersebut. 

Menurut penelitian, kandungan kolesterol dan kadar lemak pada minyak goreng berulang meningkat, sedangkan nilai gizi protein dan kadar air menurun, jika terus dikonsumsi dapat mengganggu kesehatan tubuh (S.L. Zahra et al., 2013).

Adapun dampak negatif penggunaan minyak jelantah yang berbahaya bagi tubuh :

1. Meningkatkan kolesterol dan beresiko menderita penyakit jantung

Minyak yang telah digunakan berulang kali pada suhu tinggi akan meningkatkan kandungan asam lemak trans sehingga kandungan kolesterol jahat di dalam tubuh juga meningkat. 

Lemak trans di dalam tubuh menumpuk dan membentuk plak pada dinding bagian dalam pembuluh darah arteri, hal ini dapat menyumbat aliran darah di arteri dan dikenal dengan sebutan aterosklerosis, dan dapat memicu terjadinya stroke serta serangan jantung (Ardhany & Lamsiyah, 2018).

2. Memicu kanker

Minyak jelantah akan mengalami proses oksidasi karena digunakan dengan suhu tinggi dan menghasilkan senyawa radikal bebas, yang bersifat toksik bagi organ tubuh dapat memicu pertumbuhan sel kanker (Ardhany & Lamsiyah, 2018).

3. Kerusakan hati

Minyak jelantah akan menghasilkan senyawa radikal bebas yang dapat merusak sel hati dan menyebabkan kerusakan hati. Kerusakan hati dapat berupa jejas, pembengkakan dan perlemakan hati. Perlemakan hati terjadi ketika trigliserida (lemak) pada sel hepar terlalu banyak (Megawati & Muhartono, 2019).

4. Merusak jaringan usus halus

Minyak jelantah dapat merusak jaringan usus halus dikarenakan teroksidasinya asam lemak bebas yang membentuk radikal bebas. Radikal bebas dapat merusak membran sel pada usus halus. Semakin sering penggunaan minyak jelantah, kerusakan jaringan usus halus semakin meningkat (Megawati & Muhartono, 2019).

Dengan banyaknya dampak negatif, hindari penggunaan minyak jelantah yang berbahaya bagi tubuh dan pentingnya pengetahuan tentang penggunaan minyak goreng yang baik dan tepat seperti di bawah ini!

  1. Gunakan minyak goreng secukupnya, jangan berlebihan
  2. Minyak goreng digunakan maksimal 2x penggorengan, sebaiknya minyak goreng tidak digunakan lebih dari tiga kali.
  3. Hindari memanaskan minyak goreng dengan suhu terlalu tinggi, suhu penggorengan yang normal adalah 95 - 120°C. Jika lebih dari itu, maka minyak akan mudah rusak sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan nilai gizi terhadap makanan yang digoreng dan jika memanaskan minyak dengan suhu rendah, minyak akan terserap di bahan pangan yang digoreng (Ardhany & Lamsiyah, 2018).

Dampak Positif

Kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng tentu membuat masyarakat Indonesia kelimpungan. Karena kita tahu bahwa masyarakat Indonesia masih bergantung dengan minyak goreng dan sangat menyukai makanan yang digoreng dengan berbagai dampak negatif dari penggunaan minyak goreng bagi tubuh. 

Tetapi ada sisi positif yang dapat diambil dari adanya kenaikan harga minyak ini yaitu menjadi momentum untuk masyarakat Indonesia memulai gaya hidup sehat.

Sudah saatnya masyarakat Indonesia untuk mengurangi konsumsi makanan yang digoreng. Kandungan minyak goreng yang tinggi lemak, mengonsumsi minyak goreng berlebih sangat berbahaya untuk kesehatan tubuh. 

Sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI, 2019 mengenai anjuran konsumsi lemak, konsumsi lemak hanya 5 sendok makan atau 67 gram per orang setiap hari. Penting mengetahui anjuran ini untuk menghindari kelebihan konsumsi lemak. Tampak merepotkan tetapi hal ini berdampak besar bagi kesehatan tubuh kita.

Untuk menyiasati mengonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak, masyarakat Indonesia dapat mengganti cara masak yang lebih menyehatkan dan meminimalkan kerusakan gizi. Berikut beberapa cara memasak yang dapat dilakukan menurut Christiana et al., 2021 :

1. Memasak menggunakan microwave

Salah satu cara terbaik dan paling sehat. Saat menggunakan microwave proses memasaknya membutuhkan waktu yang singkat, sehingga meminimalkan kerusakan nutrisi.

2. Mengukus

Mengukus akan membuat kandungan gizi makanan tetap terjaga. Tak hanya sayuran saja, Anda juga dapat mengukus ikan ataupun jenis makanan lainnya.

3. Merebus

Saat merebus makanan, pastikan suhu tidak terlalu tinggi, tidak terlalu lama dalam merebus makanan dan jangan terlalu banyak air. Bahan pangan seperti ikan jika direbus kadar lemak menurun karena kadar lemak di dalam bahan pangan tersebut mengalami penguapan.

4. Membakar

Proses memasak dengan cara membakar sudah tidak asing lagi, seperti sate bakar. Ada baiknya tidak terlalu sering mengonsumsi makanan yang dibakar. Karena pada saat proses pembakaran, arang yang menempel pada makanan dapat bersifat karsenogenik atau penyebab kanker.

5. Menumis

Dan terakhir yaitu menumis, proses memasak dengan menumis sangat mudah, cepat dilakukan dan menggunakan minyak yang sedikit. Agar lebih sehat, minyak goreng dapat diganti dengan minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun.

Itulah dampak negatif dan dampak positif kenaikan harga minyak goreng saat ini. Sudah waktunya kita memulai gaya hidup yang lebih sehat dan meninggalkan kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan tubuh kita.

Referensi :

Ardhany, S. D., & Lamsiyah. (2018). Tingkat Pengetahuan Pedagang Warung Tenda di jalan Yos Sudarso Palangkaraya tentang Bahaya Penggunaan Minyak jelantah bagi Kesehatan. Jurnal Surya Medika, 3(2), 68–72.

Christiana, M., Nurcahyo, A., & Muhaimin, A. (2021). Socialization of Healthy Cooking to Support Business Development Prima Karya Katering in Brumbungan Village Districts Central Semarang. Jurnal Tematik, 3(1), 42–47.

Kementerian Kesehatan RI. (2019). Penting, Ini yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Konsumsi Gula, Garam dan Lemak. 04 Oktober 2019. https://promkes.kemkes.go.id/penting-ini-yang-perlu-anda-ketahui-mengenai-konsumsi-gula-garam-dan-lemak

Megawati, M., & Muhartono. (2019). Konsumsi Minyak Jelantah dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan. Majority, 8(2), 259–264.

S.L. Zahra, Dwiloka, B., & Mulyani, S. (2013). Pengaruh Penggunaan Minyak Goreng Berulang Terhadap Perubahan nilai dan mutu Hedonik pada ayam goreng. Animal Agriculture Journal, 2(1), 253–260.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun