Mohon tunggu...
Arinal Rahman
Arinal Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Let's do reading and let's do writing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Selamatkan Bahasa Inggris, Bung!

14 September 2018   23:02 Diperbarui: 14 September 2018   23:30 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya seperti yang saya sampaikan sebelumnya, penggunaan bahasa Inggris dalam debat calon presiden itu ada nilai positifnya, sebagai promo untuk meningkatkan motivasi rakyat belajar bahasa Inggris. Maksudnya adalah untuk mencegah para siswa untuk nanti bilang, "Untuk menjadi presiden aja kita ga perlu jago bahasa Inggris, jadi kenapa harus belajar bahasa Inggris." Sebagai guru pasti bingung deh bagaimana memotivasi murid nantinya.

Jalan keluarnya adalah jika di dalam pelaksaan debat presiden nanti akan dilaksanakan beberapa kali. Panitia KPU bisa mengusung tema bahasa ini sekali di salah satu kegiatan debat tersebut, sehingga di dalam debat atau diskusi bertemakan bahasa ini, para kandidat atau calon presiden diharuskan beretorika dalam bahasa Inggris sepenuhnya dan boleh juga dengan bahasa lain. Hal ini hanya sekedar pemuas dahaga kita, untuk melihat kualitas calon pemimpin bangsa dari segi bahasa.

Namun demikian, yang perlu di ingat sekali lagi adalah pertama syarat menjadi presiden bukanlah ahli bahasa asing seperti Inggris, Arab, atau bahkan Mandarin. Para presiden bisa menunjuk juru bicara ataupun penerjemah dalam urusan penggunaan bahasa asing saat menjalankan tugasnya sebagai presiden. Sekali lagi, ingat ya! Kita mencari presiden bukan juru bahasa.

Mari selamatkan bahasa Inggris dari kepentingan politik dan perdebatan di media sosial. Saat ini mungkin sangat banyak di media sosial yang bentuk komen-komennya adalah seperti mengatakan bahwa "bahasa Inggris itu ga penting sama sekali",  "bahasa Inggris tu bahasa kafir", "kalau debat dengan bahasa Inggris itu ga cinta bahasa sendiri". 

Hal ini jelas membuat motivasi mempelajari bahasa Inggris dikalangan masyarakat menjadi turun. Perlu kita pahami bahwa cinta dengan bahasa sendiri itu adalah kewajiban kita rakyat Indonesia, saya yakin sudah pasti tidak ada yang meragukan itu. Namun jago berbahasa asing adalah sebuah sunnah. Sehingga dapat dikatakan mengamalkan sunnah itu berpahala alias ada poin plusnya pada kualitas pribadi seseorang. 

Sehingga jika seorang presiden bagus dalam berbahasa asing tentu itu nilai plus untuk memilihnya. Tetapi tentu saja menilailah bukan hanya dari kemampuan beretorika atau bahasa para pasangan calon presiden dan wakil presiden tersebut, tetapi nilailah sepenuhnya dari integritas, kesungguhan, tanggung jawab, dan ketangkasan mereka dalam menjawab pertanyaan terkait permasalahan-permasalahan bangsa. Hal ini lebih objektif dan tepat sasaran. Jadi, mari stop perdebatkan hal ini, mari tunggu keputusan KPU saja bagaimana mereka akan menyelenggarakan nanti.

Selamatkan bahasa Inggris, bung!

Salam dari seorang guru bahasa Inggris

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun