"Nggak Ayah, jangan dibuka!" pekiku.
Benakku kadung dipengaruhi pikiran negatif terhadap Gala dan Ayahnya.
"Kenapa Agni? Kok kamu aneh begitu!" desis Ayah.
Tenaga Ayah lebih kuat, ia menarikku ke belakang dan pintu cepat dibukanya. Tampaklah Gala di ambang pintu, ekspresinya memperlihatkan kegentingan.
"Ada apa, Nak Gala, malam-malam ke sini?" tanya Mama panik.
"Saya tidak bisa menjelaskannya sekarang. Saya mohon cepat kemasi barang-barang kalian. Kita harus cepat pergi dari sini, saya mohon!" pinta Gala sangat serius.
Aku tidak mengerti kenapa ia ingin membawa kami pergi! Kulihat Ayah bengong begitupun Mama.
"Tapi, Nak G---"
"Saya mohon dengan sangat, Om! Ini darurat. Saya akan jelaskan kalau kita sudah ada di desa bawah sana," jelas Gala memotong ucapan Ayah.
"Tapi bagaimana dengan Tama!" imbuh Mama.
"Jangan pikirkan Papa Saya. Sekarang keselamatan kalian yang paling penting!" tegas Gala sungguh-sungguh.