Mohon tunggu...
Arin
Arin Mohon Tunggu... Lainnya - amateur

🍉

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Daging Ayam untuk Perayaan

11 November 2023   15:08 Diperbarui: 11 November 2023   15:48 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ratmini kembali ke rumah sejam kemudian, ia datang dengan sangat kelelahan, butir-butir peluh bersarang di pelipisnya. Selama satu jam di luar, sebagian ia habiskan mencari-cari Sum yang ternyata sudah mendahuluinya mengambil uang kiriman Ajo dari Zam. Sangat marah dan tak terima, Ratmini meminta uang nafkah dari Ajo dikembalikan. Memang Sum mengembalikannya tetapi hanya setengahnya yang tentu takkan cukup untuk biaya hidup seminggu.

Namun, karena tak ingin mengecewakan anak-anak, tanpa berpikir bagaimana dan makan apa hari esok-lusa ia bergegas pergi ke warung nasi yang jaraknya cukup jauh dan kini ia telah kembali tak sabar menemui kedua anaknya.

"Ipah, Ogi?"

Tak ada yang menyahut. Rumah sangat lengang, Ratmini melesat ke dapur di sana ia melihat anak-anak tidur meringkuk di atas bale-bale bambu dekat tudung saji. Hatinya memelas, tangisnya pecah tak terbendung. Mereka pasti sudah sangat lapar dan bosan menunggu sampai ketiduran. Ratmini mengusap pipi basahnya, ia mendekati mereka lalu membuka tudung saji, nasi kuning dan tumis pepaya yang sudah mendingin itu belum disentuh sama sekali. Aroma daging ayam yang dibawanya seakan menembus alam mimpi dan membangunkan mereka. Ratmini menuggu kesadaran mereka terkumpul, sebelum makan ia menyuruh keduanya mencuci tangan dan muka.

"Dua paha ayam goreng. Satu untuk Ipah dan satu untuk Ogi."

"Lho buat Emak, mana?" tanya Ipah.

"Emak, nggak suka daging."

Ratmini berkata seperti itu hanya tak ingin sampai mereka membagi daging untuknya. Biar mereka saja yang makan, toh yang berulang tahun kan mereka. Lagipula untuk seorang ibu, anak adalah yang utama. Walaupun tanpa kue, lilin dan kado, mereka sangat bahagia makan berlauk daging yang bagi mereka sangatlah langka. Meski dengan susah payah, perayaan sederhana terlaksana juga.

Nak, semoga kelak kalian bernasib lebih mujur dari Emak dan Bapak. Batin Ratmini bermonolog.

Rinrin

Seorang biasa yang menyukai menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun