Mohon tunggu...
Arimbi Bimoseno
Arimbi Bimoseno Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Author: Karma Cepat Datangnya | LOVE FOR LIFE - Menulis dengan Bahasa Kalbu untuk Relaksasi | Website:http://arimbibimoseno.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Insiden Irisan Bawang Merah

25 Juli 2012   01:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:40 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-

I.
Seorang Ibu mertua dan menantu perempuannya sedang berada di dapur. Keduanya bahu-membahu, memasak bersama.

Menantu perempuan itu mengiris bawang merah dalam bentuk tipis memanjang.

"Jangan begitu memotongnya, aku tidak suka, begini lho yang benar," kata Ibu mertua dengan muka masam, sembari memberikan contoh mengiris bawang merah berbentuk bulatan-bulatan tipis.

Menantu perempuan itu merah matanya, bukan pedih karena irisan bawang, tapi tidak senang dengan cara Ibu mertua menegurnya, "Hanya gara-gara beda cara mengiris bawang, begitu banget sih, please deh," batinnya, memelas.

-

II.
Seorang Ibu mertua dan menantu perempuannya sedang berada di dapur. Keduanya bahu-membahu, memasak bersama.

Ibu mertua itu mengiris bawang merah dalam bentuk bulatan-bulatan tipis.

Menantu perempuannya melirik dengan pandangan kurang suka, ia terbiasa mengiris bawang merah dalam bentuk tipis memanjang.


-

"Berapa banyak hubungan menjadi renggang hanya karena perbedaan selera, karena keinginan memaksakan 'kebenaran' pribadi, karena keinginan mengubah orang lain agar memiliki kebiasaan yang sama dengan dirinya."

"Hal-hal kecil yang bukan esensial ada kalanya menjadi batu sandungan, menghambat terwujudnya tujuan yang lebih besar, yakni kehangatan sebuah hubungan, karena tidak tahu cara berkomunikasi yang efektif, atau tidak memiliki keterampilan berkomunikasi yang memadai."

"Perasaan tersinggung, terhina, terlecehkan, merupakan awal dari sebuah permusuhan. Kalau tidak merasa disinggung, tidak merasa dihina, tidak merasa dilecehkan, tentunya letupan-letupan 'kecil' yang tidak berarti itu tak akan sempat mengusik damainya hati."

-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun