> Ketika hidup dan mati tak ada bedanya lagi.
"Hidup dan mati adalah rangkaian perjalanan manusia. Hidup adalah hidup. Mati adalah hidup. Bila manusia memilih keselamatan dalam hidup dengan cara menghargai hukum alam, manusia akan tahu bahwa hidup dan mati tak ada bedanya lagi."
"Kehidupan baik yang dinikmati manusia masa kini adalah hasil dari perilaku baik manusia di masa lalu. Dan menjaga perilaku baik di masa kini, akan menjaga kehidupan baik bagi manusia di masa depan."
"Buah-buahan yang ranum yang tersedia di dalam kulkas, bisa jadi itu dipetik dari pohon buah yang telah ditanam puluhan atau ratusan tahun lalu, yang mungkin sang penanamnya telah meninggal sebelum sempat menikmati buah pertamanya."
> Ketika senang dan susah tak ada bedanya lagi.
"Apa itu senang. Apa itu susah. Sesudah kesusahan ada kesenangan. Sesudah kesusahan ada kesenangan. Susah, senang, susah, senang, begitu seterusnya. Susah itu rasanya sebentar. Senang itu rasanya sebentar. Bagi yang sudah damai, senang dan susah tak ada bedanya lagi."
> Ketika kaya dan miskin tak ada bedanya lagi.
"Kaya itu akibat dari perbandingan. Miskin itu akibat dari perbandingan. Orang kaya dan orang miskin yang bekerja keras sesuai aturan yang benar dan terus belajar seumur hidupnya, terus menjaga kedamaian hatinya, bisa memiliki kualitas kebahagiaan yang sama. Bagi yang hatinya sudah damai, kaya dan miskin tak ada bedanya lagi."
> Ketika cinta dan benci tak ada bedanya lagi.
"Menjalani hidup dengan cinta secukupnya. Kata cukup selalu lebih baik daripada berlebihan. Cinta yang berlebihan akan berubah wujud menjadi benci. Apa itu benci? Benci adalah singkatan dari "benar-benar cinta". Benar-benar adalah kata lain dari berlebihan. Cinta saja. Benar saja. Cinta yang cukup adalah cinta yang sempurna. Ketika cinta terjaga di level cukup, maka cinta dan benci tak akan ada bedanya lagi."
> Ketika dipuja dan dihujat tak ada bedanya lagi.
"Kalau bangga berlebihan itu masih ada ketika dipuja, kemungkinan besar akan terjadi rasa sakit hati yang mendalam ketika hujatan datang. Bagaiamana kalau biasa saja ketika dipuja, sehingga kemungkinan besar akan biasa juga ketika mendapat hujatan. Sebab untuk menjadi orang baik bukan berarti bebas dari hujatan. Ini adalah damai. Ini bukan mati rasa. Ketika damai menyelimuti hati, dipuja atau dihujat tak akan ada bedanya lagi."
> Ketika surga dan neraka tak ada bedanya lagi.
"Mengapa harus mengharapkan surga untuk berperilaku baik. Mengapa harus takut neraka untuk berperilaku baik. Tak ada yang bisa menjamin manusia masuk surga atau masuk neraka pada akhirnya. Hanya Tuhan yang tahu. Mengapa tak berperilaku baik demi kebaikan itu sendiri, sehingga dunia adalah surga, dan selebihnya setelah tubuh berpisah dengan jiwa, terserah Tuhan saja yang mengaturnya."
"Mengharapkan surga, apabila harapan tak diraih akan lahir kecewa. Takut pada neraka, apa nikmatnya hidup dalam ketakutan bayang-bayang api neraka. Bagi yang sudah damai, surga dan neraka tak ada bedanya lagi."
> Ketika doa adalah kehidupan itu sendiri.
"Doa adalah harapan baik, cita-cita yang baik, kebutuhan yang baik, keinginan yang baik, yang dicapai dengan cara-cara yang baik (sesuai aturan yang benar). Itulah cara hidup sekualitas doa. Sehingga doa adalah kehidupan itu sendiri."
.
.
.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H