Mohon tunggu...
Arimbi Bimoseno
Arimbi Bimoseno Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Author: Karma Cepat Datangnya | LOVE FOR LIFE - Menulis dengan Bahasa Kalbu untuk Relaksasi | Website:http://arimbibimoseno.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa Mengharap Surga dan Takut Pada Neraka

1 Juli 2011   06:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:01 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"Kalau bangga berlebihan itu masih ada ketika dipuja, kemungkinan besar akan terjadi rasa sakit hati yang mendalam ketika hujatan datang. Bagaiamana kalau biasa saja ketika dipuja, sehingga kemungkinan besar akan biasa juga ketika mendapat hujatan. Sebab untuk menjadi orang baik bukan berarti bebas dari hujatan. Ini adalah damai. Ini bukan mati rasa. Ketika damai menyelimuti hati, dipuja atau dihujat tak akan ada bedanya lagi."

> Ketika surga dan neraka tak ada bedanya lagi.

"Mengapa harus mengharapkan surga untuk berperilaku baik. Mengapa harus takut neraka untuk berperilaku baik. Tak ada yang bisa menjamin manusia masuk surga atau masuk neraka pada akhirnya. Hanya Tuhan yang tahu. Mengapa tak berperilaku baik demi kebaikan itu sendiri, sehingga dunia adalah surga, dan selebihnya setelah tubuh berpisah dengan jiwa, terserah Tuhan saja yang mengaturnya."

"Mengharapkan surga, apabila harapan tak diraih akan lahir kecewa. Takut pada neraka, apa nikmatnya hidup dalam ketakutan bayang-bayang api neraka. Bagi yang sudah damai, surga dan neraka tak ada bedanya lagi."

> Ketika doa adalah kehidupan itu sendiri.

"Doa adalah harapan baik, cita-cita yang baik, kebutuhan yang baik, keinginan yang baik, yang dicapai dengan cara-cara yang baik (sesuai aturan yang benar). Itulah cara hidup sekualitas doa. Sehingga doa adalah kehidupan itu sendiri."

.

.

.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun