Menurut dia, cara pembuatan kompyang terbagi ke 4 babak, yakni nguleni (membuat adonan), ngetheng  (memipihkan adonan), mijeni (menaburkan biji wijen ke adonan), dan mengoven.
Semua proses tersebut Haryono lakukan bersama ketiga rekannya secara manual dan memakan waktu kurang lebih satu jam mulai dari pukul 23.30 hingga 04.00.
Pembuatan harus dilakukan di jam tersebut karena kompyang tergolong salah satu makanan yang disantap pagi hari, sehingga kenikmatannya akan berkurang apabila diproses pada siang hari.
Pun juga menyoal bahan yang digunakan, Haryono tidak menambahkan topping atau isian kekinian, tak juga memodifikasinya dengan rasa-rasa yang sedang populer di pasaran.
Sembari terus nguleni adonan, Haryono menceritakan, bahan yang digunakan untuk membuat kompyang hanya tepung terigu, gis, wijen dan air saja.
Bukan tanpa alasan,penambahan keju mozarella, greentea, atau rasa serupa itu bisa mengganggu proses pembuatan dan menghilangkan tekstur kompyang yang memiliki ciri keras dan sedikit renyah.
Dalam satu kali produksi, ia menghabiskan 75 kilogram (kg) tepung terigu dan beberapa bahan lain yang menggunakan ilmu kira-kira alias ditakar menggunakan perasaan.
Bagi Haryono, membuat kompyang memang memerlukan olah rasa atau kepekaan rasa, mulai dari bahan hingga suhu api yang digunakan untuk mengoven.
Jika tidak, alih-alih menciptakan masterpice kue, takaran yang salah atau api yang terlalu panas bisa membuat kompyang gosong atau alot.