"Saat Pao Un, kami juga memohon kelancaran rezeki dan menangkal kesialan jika tidak ada keselarasan antara shio yang dianut dengan shio pada tahun ini yang merupakan Shio Macan Air," kata Sumantri saat ditemui di Kelenteng Tien Kok Sie, Minggu (16/1/2022).
Sumantri juga menuturkan, menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, jika seseorang shionya tidak ada keselarasan, maka bisa terjadi ciongÂ
"Ciong itu bahasa awamnya pertentangan, bilang aja ada kesialan," ujar Sumantri.
Lebih lanjut Sumantri menceritakan, kesialan tersebut bisa dibuang dengan memotong sedikit rambut dan membaca doa yang dipandu para biksu.
"Setelah pemotongan rambut, nanti rambut tersebut akan diguyur dengan air yang sudah didoakan dan diberi bunga," lanjutnya.
Pembebasan makluk yang bernyawa
Pada kesempatan yang sama, umat di Kelenteng Tien Kok Sie juga menyelenggarakan tradisi Fang Sheng atau pelepasan makhuk hidup yang bernyawa.
"Makluk yang dilepas biasanya hewan darat, laut atau udara," kata Sumantri.
Menurut Sumantri, pelepasan hewan dalam upacara Fang Sheng ini filosofinya yakni memberi kebebasan dan melepas kesialan segala makluk yang bernyawa.
Ia menuturkan, tidak ada ketentuan terkait jumlah hewan yang dilepaskan dalam upacara Fang Sheng.
"Tahun ini kami melepas ribuan lele, ada yang jumlahnya umur, ada yang menganggap lebih banyak yang dilepas maka akan lebih baik dan membawa keberuntungan," tuturnya.