Saat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno memposting soal capaian Mak Beng yang dinobatkan TasteAtlas sebagai peringkat tiga restoran legendaris di dunia di tahun 2023 ini, saya menjadi semakin penasaran.
Postingan Sandiaga Uno di Instagram @sandiuno (26/6/2023) tentang Rumah Makan Mak Beng yang berada di Sanur, Bali tidak jauh dari penginapan saya di sekitaran Denpasar. Berkali-kali bertandang ke Bali entah untuk pekerjaan atau liburan, "sayup-sayup" soal Mak Beng yang sohor dengan antrean panjangnya membuat saya mengurungkan niat untuk ke sana.
Entah kenapa, kali ini dengan semangat yang menggelora dan siap dengan kesabaran saya ikut "berjuang" untuk bisa mendapatkan pengalaman menyantap kuliner yang tengah "heboh" itu. Dari 150 restoran paling legendaris di dunia tahun 2023, TasteAtlas menobatkan Restoran Figlmuller di Austria di pemuncak urutan pertama sementara Restoran Katz's Delicatessen di New York, Amerika Seringkat di posisi ke dua.
Berikut tiga fakta "unik" dari Warung Makan Mak Beng yang dinobatkan situs perjalanan dan panduan kuliner terkemuka Taste Atlas sebagai peringkat ke tiga restorang paling legendaris dunia di tahun 2023 ini.
Pertama, dari sisi "usia" harus diakui Rumah Makan Mak Beng bisa bertahan 82 tahun sampai sekarang ini sudah layak diapreasiasi. Tidak banyak rumah makan di tanah air bisa bertahan seperti Mak Beng, entah karena "putusnya" regenerasi dari perintisnya atau memang tidak bisa mempertahankan resep asli masakannya.
Mak Beng didirikan di tahun 1941 oleh pasangan Ni Ketut Tjuki atau yang lebih akrab disapa dengan Mak Beng dengan sang suami I Putu Gede Wirya atau Nyoo Tik Gwan. Kedua pasangan itu sudah lama wafat dan kini usaha Warung Makan Mak Beng ini dilanjutkan oleh generasi ke dua dengan suguhan dan menu masakan yang tetap sama dengan pendahulunya.
Kedua, menu yang disajikan dan dijual dari awal berdiri hingga sekarang tetap sama yakni menu olahan ikan. Ikan hanya digoreng dan lainnya kuah ikan. Tidak ada menu lain selain ikan yang digoreng dan dikuah. Harga sepaket nasi, kuah ikan dan ikan goreng dibanderol harga Rp 55 ribu. Citarasa ikan olahan Mak Beng memang membuat "lidah bergoyang".
Ikannya yang digoreng garing sehingga penikmat ikan bisa merasakan crispy ikan yang begitu mengundang selera. Ikan goreng memiliki kegurihan yang optimal mengingat cara masaknya pasti terjaga dari suhu panas  yang konstan pada saat penggorengan berlangsung.
Sementara kuah ikan yang tersaji, memiliki menggunakan bumbu-bumbu tradisional Bali yang telah diturunkan secara turun-menurun oleh nenek moyang pemilik warung makan Mak Beng. Tidak ada perubahan menu, semuanya masih orisinal.
Sup ikan khas Warung Makan Mak Beng ini memiliki cita rasa yang segar "konyos-konyos" , sedikit asam, dan terasa pedas. Di dalam kuah juga tersaji campuran belimbing wuluh dan timun yang dipadukan dengan sempurna.
Ketiga, lokasi Warung Makan Mak Beng yang berada di penggal Jalan Hang Tuah Nomor 45, Â Denpasar begitu dekat dengan lokasi wisata Pantai Sanur. Antrean panjang menunggu giliran mendapatkan meja dan menyantap sajian Mak Beng tertolong dengan suasana semilir pantai Sanur yang mempesona.
Warung Makan Mak Beng yang berada di  sebelah utara Hotel Grand Ina Bali Beach, buka setiap hari dari jam 8 pagi hingga 10 malam WITA. Tidak jarang, jam 14 pun sudah tandas. Siapkan fisik dan pertebal kesabaran untuk mendapatkan kesempatan menyantap ikan goreng dan kuah ikan racikan asli Mak Beng di Sanur.
*Ari Junaedi adalah pemburu kuliner & ngopi, akademisi, konsultan komunikasi serta kolomnis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H