Mohon tunggu...
Ari Junaedi
Ari Junaedi Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar, Konsultan, Kolomnis, Penulis Buku, Traveller

Suka membaca, menikmati perjalanan, membagi inspirasi, bersilaturahmi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengagumi "Kebesaran" Benteng Keraton Buton

20 Mei 2023   08:54 Diperbarui: 20 Mei 2023   09:00 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keindahan Hagia Sophia di Istambul, Turki (foto : Ari Junaedi)

Sejauh mata memandang dari puncak ketinggian Benteng Keraton Buton adalah lansekap kota Baubau yang indah. Terbersit kekaguman betapa warga Buton di masa lalu begitu visioner dalam membangun benteng tanpa sentuhan teknologi modern.

Sisa-sisa kejayaan Kereaton Buton yang harus dilestarikan (foto : Ari Junaedi)
Sisa-sisa kejayaan Kereaton Buton yang harus dilestarikan (foto : Ari Junaedi)

Penataan tempat hunian di dalam kompleks benteng, juga memperlihatkan kemampuan dalam menata kota lengkap dengan hunian raja, ruang pertemuan, masjid, hunian para perangkat keraton hingga penempatan meriam-meriam untuk menangkis serangan musuh.

Ada narasi sejarah yang menjadi "legenda" di Benteng Keraton Buton yakni kisah pelarian Raja Bone, Arung Palaka saat dikejar-kejar pasukan Raja Gowa, Sultan Hasanuddin di sekitar tahun 1660 -- 1663.

Konon Arung Palaka tidak terdeteksi dari kejaran masif pasukan Sultan Gowa karena "kesaktiannya" bersembunyi di dalam goa atau ceruk yang posisinya di bawah Benteng Keraton Buton bagian timur.

Arung Palaka oleh kerabat Keraton Buton sudah dianggap sebagai keluarga sendiri sehingga kedatangannya untuk bersembunyi dari kejaran pasukan Sultan Gowa mendapat perlindungan rakyat Buton.

Jika Gajah Mada dikenal dengan sumpah "Palapa" yang akan berpuasa makan buah pala sebelum Nusantara bersatu maka sumpah Sultan Buton ke-IX atau Sultan Malik Sirullah yang melindungi Arung Palaka juga memiliki sumpah "mandraguna".

Sulton Malik Sirullah bersumpah Keraton Buton akan tenggelam  di lautan jika memang benar Arung Palaka bersembunyi di atas tanah Buton. Nyatanya, Buton tidak tenggelam sampai hari ini karena Arung Palaka tidak bersembunyi di atas tanah melainkan "ngumpet" di bawah tanah.

Hingga kini legenda persembunyian Arung Palaka menjadi daya tarik wisatawan yang mengunjungi Benteng Keraton Buton. Goa tersebut letaknya sangat strategis, karena berada di bawah benteng Keraton Buton.

Kekokohan Benteng Keraton Buton yang berusia ratusan tahun (foto : Ari Junaedi)
Kekokohan Benteng Keraton Buton yang berusia ratusan tahun (foto : Ari Junaedi)
Di depan goa persembunyian Arung Palaka itu  langsung berhadapan dengan jurang yang dalam. Untuk menuju ke goa tersebut, pengunjung harus menyusuri dinding luar benteng dari salah satu pintu benteng bernama Lawana Kampebuni.

Kunjungi Buton, rasakan cecap kebesaran sejarah dan nafas kejayaan Nusantara. Baubau menjadi penanda kebesaran zaman silam .
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun