Tubuh kurus dan tatapan mata yang tak sanggup meneteskan air mata itu seolah membinasakanku. Namun, kebaikan sang Penguasa alam ternyata masih bersandar dalam seluruh tulang-tulangku. Seolah pada titik akhir sebuah kehidupan, kematian mungkin saja jalan kebahagiaan tetapi akhir kehidupan itu menjadi sosok yang tak sanggup menghampiriku. Aku tetap tersandar dalam balutan tangisan hati yang tak mungkin tersembuhkan.Â
Aku, Bejo.  Tenagaku terkuras, tubuh semakin melemas, dalam tawa canda setiap orang yang melewatiku. Tersungkur dan terus tersungkur dalam belaian udara malam, aku tersungkur begitu dalam penderitaan. Tersungkur aku menelan nasib yang tak kunjung menghilang. Dalam kegelapan dan penderitaan, aku menebus dosaku sendiri dalam jutaan cerita tentang penindasan yang pernah aku kobarkan.Â
Aku tetap tersungkur dalam dosa hidup abadi. Aku, Bejo, seorang laki-laki hebat.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H