Dalam alarm berdering, mereka segera menyadari bahwa situasi sudah berubah menjadi lebih berbahaya. Jalam memandang Budi dengan tatapan penuh penyesalan, sementara Anton mencoba untuk mengalihkan perhatian panjaga dengan berbagai trik. Leo, dengan instingnya yang tajam, merencanakan jalur pelarian tercepat. (hlm. 39)
Perjalanan dendam kesumat yang terus menghantui kelima sahabat tidak terhenti. Tak terendus pasukan keamanan, usaha membuktikan kehebatan  adalah satu-satu cara memuaskan bara sebuah dendam.
Rangkaian narasi dalam Novel Kriminalitas Tanpa Batas seolah bergulir tanpa batas. Sebelum kalimat terakhir selesai, seolah daya baca pun tak mau terhenti juga. Meskipun biasanya dalam cerita kriminal selalu memunculkan pahlawan-pahlawan baru, tetapi sudut pandang novel yang begitu dominan dalam diri tokoh jahat seolah membawa pembaca pada dunia yang tak biasa.
Apakah aksi-aksi yang dilakukan kelima tokoh itu adalah dendam kesumat yang begitu kuat tersimpan dalam hatinya atau mereka punya agenda lain?  Jawaban itu mungkin saja tidak akan ditemui sampai paragraf  terakhir selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H