Sepanjang perjalanan, pemandangan semakin mengikat segenap rasaku, apalagi salju yang mulai menyelimuti perbukitan, seolah menampakkan kekuatan alam. Kita menikmatinya sebagai sahabat alam semesta.
Dalam perjalanan, kami semua tak sempat memejamkan mata. Pemandangan sepanjang perjalanan rasanya sayang untuk ditinggalkan, begitu memanjakan mata, begitu memanjakan hati, indah dan mengusik hati.Â
Bus mulai berjalan perlahan, ketika tidak lagi berjalan di jalan bebas hambatan. Jalan kecil menuju sebuah desa, tetapi perjalanan tak banyak halangan dan rintangan apalagi kemacetan.Â
Bus mulai terhenti, sebuah tempat parkir yang tidak begitu luas tetapi begitu bersih tampak di depan kami. Kami pun turun dan menginjakkan kaki di Kota Altotting, Jerman.Â
Altotting dan Kapel Rahmat
Altotting memang dikenal sebagai jantung kota Bavaria, negara bagian Jerman. Kota kecil ini sangat terkenal dengan sebuah Kapel Rahmat (Gnadenkapelle, Chapel of Grace). Kapel segi delapan kecil menyimpan patung Perawan Maria Hitam (Black Madonna, Die schwarze Madonna) yang dihormati.Â
Kisah tentang Perawan Maria Hitam ini bermula saat sekelompok orang yang datang membakar kapel ini dan biara di sekitar pada tahun 900. Seluruh bagian kapel dan biara tak terselamatkan, hanya patung Black Madonna yang terbuat dari kayu dan beberapa benda rohani di dalam kapel yang selamat. Patung tersebut tidak terbakar tetapi warna hitam menyelimuti seluruh bagian.Â
Legenda berkembang di daerah itu. Pada tahun 1489, seorang anak laki-laki (3 tahun) tenggelam di sungai dan dihidupkan kembali ketika ibunya yang berduka menempatkannya di depan patung kayu Perawan Maria.Â
Mukjizat tersebut menyebar dan kapel diperluas karena begitu banyaknya umat Katolik yang berdatangan untuk memohon rahmat. Kesaksian atas berbagai mukjizat pun mulai menyebar sehingga di dinding Kapel Rahmat tersebut banyak sekali kisah kesaksian umat dari berbagai tempat.Â