Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Canisiuskirche-Vienna, Jejak Rohani Sang Guru

22 Desember 2023   18:14 Diperbarui: 22 Desember 2023   18:16 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petrus Kanisius lahir tanggal 8 Mei 1521 di Nijmegen, Belanda. Petrus Kanisius adalah putra tertua dari Yakob Kanis,  pejabat Walikota Nijmegen. Sebagai putra seorang walikota tentunya kehidupannya sangat begitu mapan dan terpandang, tetapi perjalanan Petrus Kanisius ternyata tidak mewarisi bakat orang tuanya. Perjalanan rohani tumbuh seiring munculnya pergolakan hebat di tubuh gereja karena  munculnya gerakan reformasi pimpinan Martin Luther.

Ketertarikan hidup membiara muncul saat ia belajar latihan rohani Santo Ignatius Loyola yang dipimpin Petrus Faber di biara Kartusian. Saat berumur 22 tahun, Petrus memasuki Serikat Yesus dan pada tahun 1546, ia ditahbiskan menjadi imam. Di Cologne, Petrus turut mendirikan rumah Yesuit pertama, tempat ia menjalani masa novisiatnya.

Perjalanan rohani tumbuh seiring munculnya pergolakan hebat di tubuh gereja karena  munculnya gerakan reformasi pimpinan Martin Luther.

Petrus Kanisius pun menyusun buku katekismus yang akhirnya digunakan di seluruh Eropa, dan juga menyusun dua katekismus untuk sekolah-sekolah. Karena kemampuannya itulah, ia pun harus menyelesaikan banyak karya; mendirikan sekolah/kolese/seminari, menjadi rektor universitas, mengajar, menulis beberapa buku, menjadi pengkotbah ulung dan menguatkan rohaniwan yang mengalami krisis panggilan.

Gereja Paroki St Petrus Kanisius (Dok. pribadi)
Gereja Paroki St Petrus Kanisius (Dok. pribadi)

Pada tahun 1550, Petrus mengucapkan kaul kekal dalam Serikat Yesus, Petrus diangkat menjadi rektor universitas Ingolstadt. Ia meninggal di dalam sebuah kolese yang ia dirikan di Fribourg, Swiss.

Canisiuskirche

Gereja Paroki St. Petrus Kanisius di Wina, yang biasanya penduduk sekitar menyebutnya sebagai Canisiuskirche,  adalah bagian dari hidup St. Petrus Kanisius. Bertahun-tahun, Petrus Kanisius bertahan di Wina dan berkarya untuk masyarakat, gereja dan kehidupan rohani umat manusia. Di dalam gereja inilah, kita bisa merasakan kehadiran Petrus Kanisius dalam setiap karya sosial dan rohaninya. 

Gereja nan indah, dengan tatanan interior yang masih mempertahankan keindahan gaya abad pertengahan, pintu besar tampak kokoh menyambut setiap pengunjung dan umat adalah sebuah  pertanda keterbukaan gereja ini untuk menerima umat manusia untuk berpasrah. Logan dan kayu yang masih kokoh bertahan, melindungi setiap sudut gereja dari berbagai aksi vandalisme yang mungkin merusak bangunan ini. 

Bertahun-tahun, Petrus Kanisius bertahan di Wina dan berkarya untuk masyarakat, gereja dan kehidupan rohani umat manusia.

Puluhan tahun, bahkan ratusan tahun, Gereja Paroki St. Petrus Kanisius masih berdiri kokoh dan indah. Di sinilah, kita bisa menikmati salah satu karya agung Petrus Kanisius dalan jejak-jejak kehidupannya sebagai guru kehidupan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun