Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Diplomasi Cinta di Meja Makan

11 November 2023   12:55 Diperbarui: 11 November 2023   12:56 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku luluh karena pikiranku, aku lumpuh karena jiwaku memikirkanmu. Di meja makan ini, aku ingin tetap merasakan engkau sungguh menguasaiku.

Aku sajikan hidupku di meja makan ini. Rasa manis, rasa pahit, rasa sedih, rasa marah, rasa kecewa tak mungkin berakhir. Kita akan terus menikmati segala rasa dalam ruang kecil istana, rumah kecil kita. Namun, engkau tak juga melemparkan kata pujian dan balasan kasih sayang. Terdiam dan tertunduk, menutup mata dalam kesedihan menguasimu, terdiam tanpa jawaban. Aku menututmu berbicara dalam kesungguhan cinta yang kita harapkan. Namun, engkau tetap terdiam, terdiam,  dan tak sanggup mengucap kata. 

Setelah aku duduk lesu menunggu jawaban, waktu sepuluh tahun penantian, tanpa jawaban kepastian. Kemana sesungguhnya engkau mencintai dan berpihak. Kini, aku tak kuasa, terkapar tanpa makan di pinggir jalan, menanti pilihan yang aku ciptakan tanpa jawaban.    

Aku tetap tergeletak lunglai, kering berkerut, napas tersengal menggerus hidup menunggu makanan yang biasa tersaji di meja makan. 

Aku tetap tergeletak lunglai, kering berkerut, napas tersengal menggerus hidup menunggu makanan yang biasa tersaji di meja makan. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun