Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Jabatan Menjadi Investasi Masa Depan

6 Agustus 2023   11:00 Diperbarui: 6 Agustus 2023   11:26 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jabat tangan (Sumber: Gerd Altmann-Pixabay.com)

Jabatan. Masa depan harus diraih dalam segala upaya kerja luar biasa. Tidak hanya menumpuk harta tak terbatas, menyajikan masa depan diraih dengan menumpuk jabatan. Puncak kejayaan pribadi yang tak terhenti sampai anak cuku tetap abadi. 

Tidak terbatas hanya mengumpulkan uang, meraih pendidikan tinggi, menguasai teknologi juga dianggap sebagai sarana menciptakan peluang hidup. Beragam pekerjaan baru tercipta melalui riset dan inovasi yang terus-menerus tak membuat manausia lesu. Meski ujung harapan itu adalah meraup harta tak terhingga. 

Tidak terbatas hanya pendidikan dan penguasaan teknologi, kini manusia berlomba-lomba menguasai lingkungan dan kekayaan alam yang tersedia. Banyak perusahaan membuka hutan, banyak masyarakat menggali tambang emas. 

Lingkungan dikeruk untuk menjadikan masa depan dan kehidupan layak dinikmati agar menyenangkan. Kekayaan manjadi buah pencapaian pribadi yang tak terbatas dan pantas untuk dipamerkan. 

Bukan lagi uang, emas, tanah, saham, obligasi, reksadana, tabungan, klipto, beragam komoditas, bahkan pendidikan menjadi investasi masa depan. Mengumpulkan uang dalam sekejap dengan beragam pekerjaan dianggap menjanjikan kehidupan yang semakin tak bersahabat. 

Pekerjaan semacam arsitek perangkat lunak, ahli keamanan siber, ahli kecerdas buatan atau spesialis claud semakin menarik ribuan anak mudah sebagai pijakan meraih kehidupan masa depan. Beragam pekerjaan baru dengan ketrampilan baru yang disinyalir menjadi penentu kehidupan. 

Lingkungan dikeruk untuk menjadikan masa depan dan kehidupan layak dinikmati agar menyenangkan. Kekayaan manjadi buah pencapaian pribadi yang tak terbatas dan pantas untuk dipamerkan.

Jalan kehidupan

Di saat ribuan profesi baru nan menjanjikan lahir, begitu banyak orang masih berkutat untuk menerobos celah kehidupan. Jabatan sebagai pegawai negeri, atau pejabat dianggap lebih terhormat dan menyediakan jalan untuk kehidupan anak cucu. 

Anggapan dalam celotehan di warung makan selalumenganggap jalan akan semakin mudah, ketika jabatan di dalam partai diraih. Jalan pintas menjadi pejabat selalu tersedia saat menjabat sebagai penguasa partai. Karena sesungguhkan menjadi pejabat adalah menjadi penguasa yang pasti terjamin masa depan, bahkan dengan penghasilan tak terbatas. 

Begitu banyak anggapan bahwa jabatan adalah sumber uang, begitu dekat dengan  pabrik dan tempat penyimpanan uang. Maka, menjadi pejabat selalu dianggap sebagai investasi masa depan tak terbatas kehidupan. Menjadi pejabat bisa dengan dengan siapa saja, menjadi pejabat dapat membuat peraturan aja saja, menjadi pejabat dapat menguasai segalanya. Karena menjadi pejabat selalu terhormat dan ditakuti siapa saja. 

Kini, masyarakat berlomba-lomba mengusahakan diri menjadi pejabat, dalam beragam cara, beragam upaya. Jabatan yang dipegang oleh seseorang dalam suatu organisasi, instansi pemerintah, perusahaan, atau entitas adalah jaminan hidup tak terbatas. Bukan hanya uang yang begitu saja mengalir deras, barang mewah pun mudah dikumpul dan dikoleksi memenuhi puluhan rumah yang dipunyai. 

Seolah menghamburkan uang beratus-ratus miliar untuk meraih jabatan seperti halnya menabung di bank, harus berbunga atau mendapat laba

Investasi masa depan selalu dimulai dengan perencanaan strategi atau tindakan  untuk menciptakan nilai, keamanan, atau manfaat di masa yang akan datang. Investasi masa depan harus dimulai dengan  mempersiapkan diri atau organisasi untuk menghadapi tantangan dan peluang yang mungkin muncul di masa depan. Karena itulah, segala cara perlu diraih agar jabatan pun teraih. 

Meraih jabatan memang perlu pengembangan diri dan ketrampilan, perlu pengalaman, perlu jaringan yang mahaluas, perlu jenjang karier yang terencana, dan perlu prestasi atau reputasi yang diakui. Namun, terkadang dengan uang pun begitu mudah seseorang menguasai jabatan. Seolah menghamburkan uang beratus-ratus miliar untuk meraih jabatan seperti halnya menabung di bank, harus berbunga atau mendapat laba. 

Anggota partai perlu ratusan juta untuk menjadi anggota parlemen. Pengurus partai perlu puluhan  miliar untuk menjadi ketua partai. Ketua partai harus menyediakan ratusan miliar untuk menjadi calon gubernur. Bahkan untuk mencalonkan menjadi calon presiden harus harus menyiapkan dana bermiliar-miliar agar dipilih dan dipercaya. Meskipun ia belum tentu menjadi yang terpilih. 

Investasi membutuhkan pun biaya yang tidak kecil. Ketersediaan berbagai jabatan terkadang juga mendulang banyak harapan. Meraih jabatan dianggap mengumpulkan investasi untuk masa depan dan melupakan segala tanggung jawab. Padahal, mendapatkan jabatan sebenarnya bukanlah bermain saham. 

Menjadi pejabat memang membutuhkan begitu banyak uang, tetapi untuk dihormati, seorang pejabat tidak cukup hanya mengobral janji. Pejabat tidak hanya membawa keuntungan untuk dirinya, dia harus menjadi manusia yang bekerja untuk  seluruh warga.  Apakah setiap pejabat siap menjadi aset bangsa? Kita akan menyaksikan mereka; apakah sekadar berkata-kata atau banyak bekerja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun