Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Jabatan Menjadi Investasi Masa Depan

6 Agustus 2023   11:00 Diperbarui: 6 Agustus 2023   11:26 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jabat tangan (Sumber: Gerd Altmann-Pixabay.com)

Anggapan dalam celotehan di warung makan selalumenganggap jalan akan semakin mudah, ketika jabatan di dalam partai diraih. Jalan pintas menjadi pejabat selalu tersedia saat menjabat sebagai penguasa partai. Karena sesungguhkan menjadi pejabat adalah menjadi penguasa yang pasti terjamin masa depan, bahkan dengan penghasilan tak terbatas. 

Begitu banyak anggapan bahwa jabatan adalah sumber uang, begitu dekat dengan  pabrik dan tempat penyimpanan uang. Maka, menjadi pejabat selalu dianggap sebagai investasi masa depan tak terbatas kehidupan. Menjadi pejabat bisa dengan dengan siapa saja, menjadi pejabat dapat membuat peraturan aja saja, menjadi pejabat dapat menguasai segalanya. Karena menjadi pejabat selalu terhormat dan ditakuti siapa saja. 

Kini, masyarakat berlomba-lomba mengusahakan diri menjadi pejabat, dalam beragam cara, beragam upaya. Jabatan yang dipegang oleh seseorang dalam suatu organisasi, instansi pemerintah, perusahaan, atau entitas adalah jaminan hidup tak terbatas. Bukan hanya uang yang begitu saja mengalir deras, barang mewah pun mudah dikumpul dan dikoleksi memenuhi puluhan rumah yang dipunyai. 

Seolah menghamburkan uang beratus-ratus miliar untuk meraih jabatan seperti halnya menabung di bank, harus berbunga atau mendapat laba

Investasi masa depan selalu dimulai dengan perencanaan strategi atau tindakan  untuk menciptakan nilai, keamanan, atau manfaat di masa yang akan datang. Investasi masa depan harus dimulai dengan  mempersiapkan diri atau organisasi untuk menghadapi tantangan dan peluang yang mungkin muncul di masa depan. Karena itulah, segala cara perlu diraih agar jabatan pun teraih. 

Meraih jabatan memang perlu pengembangan diri dan ketrampilan, perlu pengalaman, perlu jaringan yang mahaluas, perlu jenjang karier yang terencana, dan perlu prestasi atau reputasi yang diakui. Namun, terkadang dengan uang pun begitu mudah seseorang menguasai jabatan. Seolah menghamburkan uang beratus-ratus miliar untuk meraih jabatan seperti halnya menabung di bank, harus berbunga atau mendapat laba. 

Anggota partai perlu ratusan juta untuk menjadi anggota parlemen. Pengurus partai perlu puluhan  miliar untuk menjadi ketua partai. Ketua partai harus menyediakan ratusan miliar untuk menjadi calon gubernur. Bahkan untuk mencalonkan menjadi calon presiden harus harus menyiapkan dana bermiliar-miliar agar dipilih dan dipercaya. Meskipun ia belum tentu menjadi yang terpilih. 

Investasi membutuhkan pun biaya yang tidak kecil. Ketersediaan berbagai jabatan terkadang juga mendulang banyak harapan. Meraih jabatan dianggap mengumpulkan investasi untuk masa depan dan melupakan segala tanggung jawab. Padahal, mendapatkan jabatan sebenarnya bukanlah bermain saham. 

Menjadi pejabat memang membutuhkan begitu banyak uang, tetapi untuk dihormati, seorang pejabat tidak cukup hanya mengobral janji. Pejabat tidak hanya membawa keuntungan untuk dirinya, dia harus menjadi manusia yang bekerja untuk  seluruh warga.  Apakah setiap pejabat siap menjadi aset bangsa? Kita akan menyaksikan mereka; apakah sekadar berkata-kata atau banyak bekerja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun