Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gunungkidul Kini: Misteri Pabrik di Tengah Hutan Kayu Putih

4 Juli 2023   11:30 Diperbarui: 5 Juli 2023   20:04 13447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas pabrik penyulingan minyak kayu putih (Dokpri)

Pabrik. Berhektar-hektar tanaman tumbuh di kawasan tandus. Bertahun-tahun usaha terus dilakukan untuk menghidupkan kembali lahan tandus agar mampu menghasilkan pundi-pundi bagi masyarakat dan negara. 

Melintas jalan sepanjang Desa Gelaran dan Desa Sokoliman, hamparan tanaman kayu putih terlihat menghijau. Tempat ini adalah salah satu area hutan produksi dengan tanaman kayu putih yang telah ditanam bertahun-tahun lalu.

Hijaunya kayu-kayu putih memang membuat pemandangan indah kala sore hari. Bahkan di beberapa tempat dijadikan sebagai tempat wisata untuk menikmati sunset senja hari. 

Meski Desa Gelaran sebenarnya sangat identik dengan Goa Pindul, namun keberadaan hutan kayu putih ini menjadi sebuah lahan wisata yang berbeda dengan daerah lain.

Jika di daerah lain, hutan-hutan pinus menjadi area wisata nan merangsang mata untuk menghampiri, hutan kayu putih di sepanjang perbukitan pun menyajikan suasan berbeda. Bahkan, di beberapa tempat bahkan juga dibuat tempat berkemah yang biasanya pada akhir-akhir tahun ajaran digunakan untuk area kemping bagi siswa SD, SMP dan SMA. 

Tanaman kayu putih (melaleuca cajuput) menjadi tanaman pokok hutan produksi di wilayah RPH (Resor Pemangkuan Hutan) Gelaran, bagian dari BDH (Bagian Daerah Hutan) Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.

Jenis tanaman kayu putih di hutan produksi BHD Karangmojo ini adalah melaleuca cajuput. Kayu putih jenis ini berdaun yang kecil-kecil dan panjang. Meskipun berdaun kecil, ternyata jenis tanaman kayu putih ini dapat menghasilkan minyak kayu putih. 

Jika di daerah lain, hutan-hutan pinus menjadi area wisata nan merangsang mata untuk menghampiri, hutan kayu putih di sepanjang perbukitan pun menyajikan suasan berbeda.

Beberapa puluh tahun yang lalu, sebagian daerah Gunungkidul memang terkenal tandus dan kritis. Tidak banyak tanaman yang bisa tumbuh sehingga salah satu solusi yang dilakukan adalah dengan upaya konservasi tanah dan air.

Tanaman kayu putih ditengarai dapat dengan cepat tumbuh sehingga lahan kritis dapat diolah kembali. Bahkan, banyak sekali warga yang pada akhirnya memanfaatkan lahan hutan kayu putih ini sebagai ladang untuk menanam padi dan tanaman pertanian lainnya. 

Aktivitas bongkar di pabrik (Dokpri)
Aktivitas bongkar di pabrik (Dokpri)

Beberapa kawasan di Yogyakarta mulai menanam kayu putih pada tahun 1950. Di Gunungkidul sendiri, tanaman ini baru ditanam pada tahun 1951. Tahun demi tahun, tanaman ini akhirnya tumbuh subur dan mampu menghidupkan kembali ekonomi warga sekitar. 

Jalan kecil berbatu tajam di antara hutan kayu putih di Gelaran itu ternyata menyimpan misteri. Tidak begitu ramai, kecuali saat beberapa truk mulai melintas dengan beban berat penuh dengan daun dan batang pohon kayu putik.

Dekat jalan itu juga berdiri sebuah warung kecil yang menyediakan aneka minuman dan makanan kecil bagi orang-orang yang melintas di Jalan Gelaran-Sokoliman.

Tidak jauh dari jalan raya di antara rimbunnya hutan kayu putih, sebuah bangunan yang tidak begitu besar itu berdiri. Di sebelah sebuah kolam air, bangunan itu selalu mengepulkan asap saat penyulingan minyak kayu putih diproduksi. Pabrik penyulingan minyak kayu putih itu berdiri di tengah hutan kayu putih.

Wisata hutan 

Beberapa pekerja setiap hari sibuk di pabrik penyulingan minyak kayu putih. Setiap hari jalan kecil menuju pabrik itu pun lalu-lalang truk yang membawa daun kayu putih untuk diolah di pabrik. Pabrik penyulingan minyak kayu purik di Gelaran itu memang berada di tengah hutan yang begitu sunyi, meski tidak jauh dari tempat ini setiap hari dikunjungi ribuan pengunjung Goa Pindul dan wisata susur Sungai Oya. 

Pabrik penyulingan minyak kayu purik di Gelaran itu memang berada di tengah hutan yang begitu sunyi, meski tidak jauh dari tempat ini setiap hari dikunjungi ribuan pengunjung Goa Pindul dan wisata susur Sungai Oya.

Pabrik penyulingan minyak kayu putih didirikan pada tahun 1981. Pada tahun 1982, pabrik yang terletak di Desa Gelaran, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul mulai beroperasi.

Pabrik penyulingan minyak kayu putih lambat laun menghasilkan produksi minyak kayu putih untuk mendukung produksi minyak kayu nasional. Tanahnya yang berkapur dan liat justru sangat mendukung kayu putih tumbuh subur meski penamaman dan peremajaan harus dilakukan saat musim penghujan. 

Pada tahun 1984-1993, pabrik minyak kayu putih Gelaran masih menggunakan alat yang sederhana dalam mengolah daun atau memasak daun kayu putih.

Pada tahun 1994, pabrik Gelaran mengganti alat yang agak modern atau semi modern. Pergantian alat pengolahan daun kayu putih ini memanfaatkan mesin pabrik minyak kayu putih Sendang Mole, Playen, Gunungkidul.

Menikmati hutan kayu putih (Dokpri)
Menikmati hutan kayu putih (Dokpri)

Luas hutan kayu putih di Yogyakarta seluas 4.508,75 ha. Sebagian hutan kayu putih terletak di kawasan hutan lindung seluas 303,75 ha dan hutan kayu putih di kawasan hutan produksi seluas 4.205 ha. Hampir sebagian hutan kayu putih ini berada di wilayah Kabupaten Gunungkidul.

Untuk itulah, keberadaan pabrik penyulingan kayu putih ini sebenarnya adalah upaya untuk menguatkan ekonomi masayarakat, sekaligus upaya menghijaukan kembali tanah-tanah tandus dan kritis agar kehidupan masyarakat desa tidak hanya tergantung pada pertanian musim penghujan.

Pabrik yang berdiri kokoh di tengah hutan ini adalah sebuah bukti perjuangan pemerintah dalam menyelamatkan kehidupan masyarakat desa.

Kini, selain menghasilkan minyak kayu putih untuk memenuhi kebutuhan nasional, hutan dan pabrik pun telah mengubah perekonomian masyarakat. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun