Mesin tik selalu ada di meja. Satu rim kertas disiapkan. Pita mesin tik pun dibeli  agar ketika banyak yang dipikirkan dan ditulis mesin tik ini tidak berhenti begitu saja.Â
Mau tidur, satu halaman skripsi harus selesai. Bangun tidur pun begitu; satu, dua halaman harus tanpa kesalahan dan tanpa pengulangan. Â
Mesin tik ini selalu terbuka dan siap menerima buah-buah pikiran yang mungkin muncul setiap saat; saat mau tidur, saat mandi, saat bangun tidur, saat bengun tengah malam.Â
Begitu banyak pikiran itu pun harus secepat mungkin dibentuk dalam rangkaian tulisan dalam selembar kertas A-4. Mesin tik itu harus siap kapan saja menerima apa yang harus dipikirkan dan ditulis.Â
Mesin tik selalu menjadi sahabat, menjadi kekasih yang selalu siap menemani kapan saja. Karena kekasih sejati ketika menghadapi masa akhir di perguruan tinggi adalah sebuah mesin ketik yang setiap saat tersedia di meja. Mesin tik itu kini menjadi bukti bahwa tragedi drop out tidak terjadi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H