Mohon tunggu...
ariina adila
ariina adila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Perilaku Organisasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan dalam Islam

26 Juli 2021   18:02 Diperbarui: 26 Juli 2021   18:12 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ARTIKEL

KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Disusun Oleh

Ariina Adila 191011200093

Ade Aprilia Savitri 191011202255

Nia Yunirah Leksana 191011201849

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Pamulang

2021

ABSTRACT

Dalam Islam pemimpin disebut Khalifah. Khalifah (Ar: Khalifah adalah wakil, pengganti atau duta besar). Sedangkan dalam pengertian Khalifah adalah orang yang. terdiri dari syariat Allah SWT, memimpin umat Islam untuk menyempurnakan penyebaran hukum Islam dan diterapkan kepada seluruh umat Islam wajib, sebagai pengganti kepemimpinan Nabi Muhammad. Kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang memposisikan sebagai pemimpin suatu pekerjaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif, ia memberikan kontribusi yang nyata dalam mengendalikan tujuan organisasi (Wahjosumidjo, 1987: 24). Dengan demikian, dalam setiap kepemimpinan setidaknya harus ada tiga unsur: pertama pemimpin yang memimpin, mempengaruhi, dan memberikan bimbingan; kedua anggota (bawahan) dikendalikan; tiga tujuan diperjuangkan melalui kegiatan.

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah melakukanya dalam kerja dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman, ahlipengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran/ instruksi.

Ciri-ciri Seorang Pemimpin kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifatatau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi,dan intensitas.

KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Kepemimpinan dalam islam merupakan suatu unsur yang tidak bisa terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Dimana kehidupan yang lekat dengan pembentukan kolompok dan organisasi ini seakan tidak lepas dari peran seorang pemimpin.

Pemimpin adalah orang yang menjadi atau dijadikan panutan oleh orang lain, yang mana dia memiliki sebuah visi dan misi yang harus dikembangkan dengan atau bersama anggota kelompoknya.

Di dalam islam seorang pemimpin bahkan telah dikenal sejak zaman dahulu kala sebelum Rasulullah SAW terlahir ke dunia. Dimana beberapa kelompok masyarakat selalu ada yang memimpin untuk memutuskan segala sesuatunya. Untuk itu, dalam pembahasan kali ini kita akan mengenai model kepemimpinan dalam perspektif islam.

Islam telah memandang kepimpinan sebagai salah satu sifat yang dimiliki oleh setiap manusia yang hidup di muka bumi ini.

Dimana masing-masing dari mereka memiliki hak yang sama untuk bisa memimpin dan mengendalikan satu sama lain. Untuk itu, islam juga menegaskan jika kepemimpinan dengan gaya modern mungkin tidak sama dengan apa yang dipandang dalam islam. Berikut pandangan islam mengenai model kepemimpinan yang luhur:

Beriman dan Bertakwa Kepada Allah SWT

Di dalam perspektif islam seorang pemimpin harus memiliko model kepemimpinan yang baik dan luhur. Baik dan luhur diartikan sebagai sesuatu yang tetap harus berlandaskan pada dasar-dasar agamanya termasuk mengenai iman dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

Apabila seorang pemimpin ingin rakyatnya atau seseorang yang berada di bawahnya memiliki sifat yang baik dan memiliki iman dan takwa kepada Allah SWT. Maka iapun harus memiliki sifat yang sama agar apa yang dilakukannya menjadi seni tauladan yang baik bagi rakyatnya.

Memenuhi Hal Rakyat

Seorang pemimpin harus mampu memenuhi setiap hak dari rakyatnya. Apabila hak yang dimilikinya telah dirampas oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab. Maka seorang pemimpin memiliki kewajiban untuk mengembalikan hal tersebut kepada orang yang bersangkutan.

Hal ini juga diterapkan dalam masa kepemimpinan Khalifah Abu Bakar. Dimana Belia selalu berusaha untuk memenuhi setiap hak dari rakyat yang dipimpinnya dapa masa itu.

Siddiq (Jujur)

Selain dapat menegakan Imamah dan Imaroh, seorang pemimpin juga harus memiliki sifat yang ditanamkannya melalui jiwa kepemimpinannya. Di sini sifat seorang pemimpin haruslah jujur (As-Siddiq). Tidak hanya jujur, melainkan mereka diharapkan mampu menanamkan jiwa kebenaran yang dilakukannya untuk mencapai tujuan bersama.

Hal ini sangat bertentangan dengan hukum membeli jabatan dalam islam yang banyak kita ketahui saat ini. Karena keutamaan jujur dalam islam menjadi tauladan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Tabligh (Aktif dan Aspiratif)

Selain memiliki model kepemimpinan yang bersifat jujur dan terbuka, seorang pemimpin diharapkan memiliki keaktifan serta apirasi yang bisa menanamkan jiwa kepemimpinannya secara benar dan adil. Di dalam islam seorang pemimpin harus menyampaikan apa yang benar dan apa yang salah. Tidak memihak satu sama lain melainkan harus dinyatakan dengan kebenaran. Hal ini seperti halnya penerapan kebenaran prakmatis dalam ajaran islam.

Amanah (Terpercaya)

Tidak hanya As-Siddiq dan At-Tabligh, melainkan juga harus amanah. Amanah dalam islam dapat diartikan sebagai kepercayaan yang diembannya sebagai pemuka atau seorang pemimpin. Di dalam islam kepercayaan seorang pemimpin harus benar-benar dijaganya. Hal ini menunjukan jika dalam jiwa kepemimpinannya ia adalah orang yang dapat dipercaya untuk mengemban tugas dan tanggung jawabnya kepada orang banyak.

Fathonah (Cerdas)

Seorang pemimpin juga harus menanamkan jiwa atas kemampuan yang dimiliknya. Di sini bukan berarti ia harus menyombongkan dirinya atas kemampuan yang dimiliki. Melainkan dapat menempatkan kemampuan dan daya intelektualnya pada hal-hal yang bisa meningkatkan sebuah kemajuan bersama kesombongan dalam islam Karena menunjukan seseorang yang memiliki sifat tidak baik.

Tidak Otoriter

Otoriter adalah sifat untuk memaksakan kehendak orang lain. Sifat ini sama seperti egois atau hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan nasehat atau saran dan masukan dari orang lain.

Dalam hal ini islam sangat tidak menyukai pemimpin yang memiliki sifat otoriter seperti ini. Dimana seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan kepentingan antara Habluminanass dan Habluminallah secara seimbang dalam kehidupannya.

Memiliki Integritas Tinggi

Sebagai seorang pemimpin, integritas juga sangat penting untuk diterapkan. Dimana islam memandang seorang pemimpin sebagai orang yang disegani dan ditiru tingkah dan perbuatannya untuk tujuan yang lebih baik.

Dari apa yang dilakukannya, maka ia harus mempertanggung jawabkannya di hari akhir nanti. Untuk itu, model kepemimpinan yang memiliki integritas tinggi seperti ini juga harus dilakukan demi tujuan yang lebih baik lagi.

Menjalin Kerjasama

Model kepemimpinan dalam perspektif islam juga harus mengandung tindakan yang bisa dilakukan bersama-sama. Menjalin sebuah kerjasama dengan pihak atau orang lain memang bisa membantu sebagaian besar pekerjaan atau masalah yang dihadapi. Untuk itu, seorang pemimpin diharapkan mampu memenuhi semua tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan baik dan selesai tepat waktu.

Model kepemimpinan seperti ini juga sudah dijalankan oleh Khalifat Abu Umar dan dilanjudkan oleh Ummar bin Khattab. Dimana pada masa kepemimpinan Abu Bakar, beliau sangat menjunjung tinggi nilai kebersamaan yang dilakukan dengan jalan bekerjasa sama. Hal ini juga sempat Beliau katakan sebagai berikut:  Bila Aku berlaku baik yakni dalam menjalankan tugasku, maka bantulah Aku.

Hal ini menjelaskan jika kerjasama antar sesama pemimpin juga harus dilakukan demi tujuan bersama untuk memajukan sebuah bangsa dan negaranya. Hal ini sesuai dengan ketentuan Allah SWT yang berfirman: Tolong-menolonglah kami dalm hal kebaikan (ketaqwaan) dan jangan tolong-menolonglah kamu dalam hal dosa atau kemaksiatan. (QS. 5 : 2). Hal ini sama halnya fungsi agama.

Memberantas Kezaliman

Di dalam islam kezaliman merupakan sebuah sikap dan tindakan yang sangat dilarang. Dimana sikap dan tindakan seperti ini dapat merugikan orang lain dan dapat meruntuhkan pondasi sebuah bangsa dan negara.

Untuk itu, islam menganjurkan jika seorang pemimpin selain menjauhkan dirinya dari sikap dan tindakan tercela seperti ini. Mereka juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberantas adanya kezaliman pada kelompok atau organisasi yang dipimpinnya.

Fungsi kepemimpinan sangatlah berat dan banyak bukan hanya menuntun saja, akan tetapi kepemimpinan berfungsi sebagai pemandu, membimbing, mentarbiyah, membangun, memberi motivasi, menjalin hubungan-hubungan dan jaringan-jaringan komunikasi yang baik dan yang paling penting adalah membawa pengikutnya kejalan yang diajarkan dalam Islam. Kepemimpinan juga berfungsi sebagai media praktek bagi para pemimpin untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian seorang pemimpin harus mampu menjalankan kepemimpinannya yang sesuai dengan lingkungan dan situasi sosial yang ada dalam suatu masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

_________. Dalam islam. "10 ModelKepemimpinan dalam Perspektif Islam". /[Diakses,07 Juli 2021]

_________.Sriwaeni.2015.ArtikelKepemimpinan.http://blog.unnes.ac.id/sriwaeni/2015/11/11/artikel-kepemimpinan/. [Diakses, 07 Juli 2021]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun