Mohon tunggu...
ari imogiri
ari imogiri Mohon Tunggu... Administrasi - warga desa

suka aja mengamati berita-berita politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bara dalam Demokrat bagai Api dalam Sekam

20 Mei 2011   03:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:26 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari ini tentu adalah saat yang memusingkan bagi para elit demokrat. Sejak kasus suap yang membelit Sesmenpora yang konon menyeret nama-nama para petinggi demokrat, maka kini mata publik terarah ke partai pemenang 2009 ini. Public menunggu-nunggu apa yang akan dilakukan oleh dewan pembina demokrat terhadap kasus yang menyeret nama para elit demokrat ini.

Di media, silih berganti para elit demokrat saling serang dan saling membantah, yang semakin menggambarkan betapa faksi-faksi yang ada di tubuh demokrat semakin terlihat dengan jelas, dan tidak mungkin akan semakin meruncing di masa-masa yang akan dating, jika kemampuan manajemen konflik di tubuh partai ini tidak terlalu baik.

Dan jika mekanisme konflik satu-satunya yang dipertontonkan oleh demokrat hanya dengan menggantungkan segala kebijakan strategis kepada satu tangan, yaitu kepada ketua dewan pembinanya saja, maka kita tunggu saja bahwa konflik antar faksi di tubuh demokrat hanya akan menjadi api dalam sekam yang akan membara seiring perjalanan waktu.

Sikap ketua umum demokrat yang cenderung sangat akomodatif terhadap semua faksi, di satu sisi memang bagus, untuk bisa meredam kekecewaan faksi-faksi yang tidak mendukungnya, namun di sisi yang lain, sikap akomodatif yang dipertontonkan seperti itu tentu juga menimbulkan konsekuensi kesulitan dalam memanaje agar semua faksi agar tetap solid membesarkan partai.

Dan hari-hari ini ternyata api dalam sekam itu sedikit demi sedikit mulai menyala, dan kini berpulang akankah api itu bisa dipadamkan, atau hanya ditutupi sekam yang lebih tebal, dan hanya menunggu waktu untuk menyala dan membara meruntuhkan demokrat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun