Mohon tunggu...
Gita
Gita Mohon Tunggu... Penulis - konten kreator

suka dunia olahraga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Warga +62, di Medsos Teriak Lockdown Eh Malah Liburan

18 Maret 2020   15:28 Diperbarui: 18 Maret 2020   21:04 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
twitter.com/diFan711

Stasiun televisi GTV menurunkan laporan yang menarik sekaligus bikin jengkel. Penjaga Pantai Anyer, Dede Sulaiman mengatakan, "Meski ramai kabar korona, wisawatan tetap berkunjung ke pantai."

Padahal Gubernur Banten telah menetapkan korona sebagai kejadian luar biasa. Presiden Jokowi juga sudah menghimbau masyarakat agar bekerja, berdoa, dan belajar di rumah masing-masing untuk mencegah penularan virus korona.

Diketahui bahwa sebagian pengunjung wisata di Pantai Anyer adalah wisatawan lokal dari Jakarta dan Tangerang. Kepala daerah dua wilayah itu memang telah menutup obyek-obyek wisata demi kebaikan warga.

Sampai sekarang, memang objek wisata di Kabupaten Pandeglang belum ditutup. Akibatnya, objek wisata di wilayah ini justru dipadati pengunjung dari daerah-daerah yang menerapkan penutupan objek wisata sebagai antisipasi penyebaran virus korona.

Di media sosial, warga(net) Indonesia banyak yang meminta pemerintah melakukan lockdown, eh nyatanya malah liburan korona. Memang unik ya, warga +62. Di medsos ngegas kritik pejabat yang ragu lockdown, tapi di kehidupan nyata mungkin santuy-santuy saja menghadapi korona. 

Bahaya apa yang mengintai saat orang diminta tinggal di rumah tapi malah liburan korona? Ada tiga bahaya mengintai!

1. Menjadi rawan menularkan dan tertular korona

WHO saja sudah memberi peringatan dengan menyatakan korona sebagai pandemi. Artinya wabah penyakit global yang harus diwaspadai karena virus korona jenis baru ini sangat menular. 

Satu orang terjangkit korona bisa menulari banyak orang yang kontak dekat dengannya, melalui cairan batuk dan bersin. Nah, jika orang terjangkit Covid-19 justru jalan-jalan liburan korona ke tempat ramai, bisa dibayangkan bahaya kesehatan yang ia timbulkan bagi banyak orang. 

Orang sehat yang justru liburan korona ke lokasi di mana banyak orang berkerumun sama saja membiarkan diri rawan tertular korona. Ini suatu hal yang tidak bisa dibiarkan berlangsung terus.

2. Menjadi pembawa korona tanpa gejala korona

Para ahli sudah mengatakan bahwa tidak semua orang yang terjangkit korona ini menunjukkan gejala seperti demam, bersin, dan sesak napas. Ada yang disebut pasien asimptomatik atau tanpa gejala. 

Jika makin banyak orang jalan-jalan liburan korona, ia meningkatkan risiko dirinya jadi orang yang tertular korona, lantas jadi pembawa korona tanpa gejala korona. Ini sangat berbahaya bagi diri sendiri dan bagi orang-orang dekat (kerabat, teman, rekan kerja).

3. Melewatkan peluang untuk istirahat dan memulihkan daya tahan tubuh

Saat bekerja dan belajar di sekolah atau kampus, kebanyakan orang tidak punya cukup waktu istirahat. Nah, adanya anjuran pemerintah untuk belajar, bekerja dan beribadah di rumah justru memberi kesempatan bagi warga untuk istirahat dan memulihkan daya tahan tubuh. 

Jika malah jalan-jalan santuy ala liburan korona, hilanglah peluang untuk istirahat dan mengembalikan daya tahan tubuh. Akibatnya, tubuh jadi mudah terserang penyakit, termasuk korona.

Dear warga Indonesia, yuk sadari bahaya korona dan cegah penularannya dengan belajar, bekerja, bersantai, dan beribadah di rumah. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun