Kedua, buat kampanye media sosial untuk mendidik jurnalis, komentator, dan pecinta sepak bola dalam memperlakukan setiap orang, juga suporter wanita, dengan hormat.
Tagar semacam "Nonton sepak bola nyaman bagi semua; Hormati wanita= hormati ibunda; Kita sopan, semua aman" dapat digunakan. Ajak pemain top untuk jadi influencer kampanye ini. Â
Ketiga, beri ruang bagi wanita dalam sepak bola Indonesia
Liga Jerman dan Liga Inggris adalah dua contoh liga top dunia yang memberi ruang bagi kehadiran dan peran aktif wanita dalam sepak bola pria. Di kedua liga itu, ada beberapa perempuan yang menjadi wasit dan asisten wasit.Â
Siaran langsung sepak bola pria pun sangat bisa dikomentari oleh wanita. Sayangnya, dalam siaran langsung sepak bola Indonesia, wanita cuma jadi model penarik perhatian. Mengapa PSSI dan media massa tak membuat pelatihan komentator bola bagi wanita?Â
Sebenarnya, sudah ada sejumlah selebritas perempuan yang mampu jadi komentator sepak bola (pria). Tinggal ditingkatkan lagi wawasan dan keterampilan dalam memandu siaran langsung sepak bola.Â
Akhir kata, tentu saja, perlu waktu untuk mengubah kultur sepak bola yang terlampau maskulin agar jadi lebih lembut. Semoga usulan ini didengar PSSI dan media massa Indoensia. Salam sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H