Mohon tunggu...
Arif Wahyu Setiyadi
Arif Wahyu Setiyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Prodi Ilmu Komunikasi 24/23107030031

Izin memperkenalkan diri, saya Arif Wahyu Setiyadi, orang ngapak asli dari Purbalingga yang masih belajar dan perlu bimbingan. Arif ini hobi bermain games on line untuk menghibur diri, juga hobi traveling, solo riding dengan motor kesayangan nya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Balada Anak Rantau: Antara Masa Depan dan Rindu Kampung Halaman

1 Juni 2024   21:00 Diperbarui: 1 Juni 2024   21:14 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian orang, terlebih mahasiswa. Kehidupan rantau adalah hal lumrah yang akan selalu ditemui. Jauh dari kampung halaman dan bertemu dengan orang-orang baru, seolah sudah menjadi pasangan setia dari kehidupan anak rantau. Alasan merantau pun biasanya juga bermacam-macam, mulai dari meniti jenjang karir yang lebih menjanjikan, mengejar gelar pendidikan ataupun alasan klasik lainnya seperti meningkatkan taraf hidup yang dimiliki.

Biasanya para perantau akan memilih daerah ataupun tempat di kota-kota besar yang memiliki peluang pengembangan dan pembangunan yang lebih tinggi dibandingkan daerah asalnya. Hal ini tentunya bukan tanpa alasan, mengingat aktivitas serta balada anak rantau yang sangat erat kaitannya dengan realitas dalam mengejar masa depan. Sembari menghadapi kerinduan yang mendalam akan kampung halaman.

Selain itu kehidupan di perantauan juga tidak luput dari segala macam permasalahan serta tantangan yang bahkan harus dihadapi sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Hal ini tentunya sangat berbeda dengan kehidupan di daerah asal yang cenderung terasa lebih aman dan nyaman. Dikarenakan masih terdapat keluarga yang akan membantu apabila terjadi permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sendiri. Sehingga tidak heran jika keputusan untuk 'merantau' bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.

Banyak dari para perantau yang membawa harapan besar dari orang-orang di sekitarnya, baik dari keluarga maupun dari dirinya sendiri. Orang tua mengizinkan anaknya untuk merantau tentunya dengan impian bahwa kelak, sang anak akan mendapatkan pendidikan terbaik dan karir gemilang, yang akan meningkatkan strata kehidupan keluarganya di kampung.

Kehidupan di perantauan juga akan mengajarkan seseorang untuk menjadi pribadi yang tangguh, tekun, mandiri, serta mampu untuk beradaptasi dalam berbagai situasi. Tidak hanya itu, anak rantau juga akan memiliki kemampuan untuk mengelola keuangannya dengan baik serta mengatasi segala macam rintangan di lingkungan barunya. 

Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila para perantau akan membentuk kepribadian yang lebih tahan banting yang senantiasa menghargai setiap perjalanan serta tahapan kehidupan yang dilaluinya. Sebab kehidupan di kota besar biasanya akan selalu serba cepat dan penuh persaingan, sehingga akan menyebabkan anak rantau harus berada dalam kondisi terbaik.

Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa perjuangan yang dilalui kerap kali akan dibarengi dengan perasaan kesepian serta kerinduan yang mendalam pada sanak saudara di rumah. Berbeda dengan rekan-rekan di kota yang dapat

berkumpul bersama keluarganya di rumah setiap akhir pekan dan libur panjang. Para anak rantau, harus berpuas diri dengan obrolan singkat melalui telepon seluler yang dipisahkan oleh jarak yang saling berjauhan.

Meskipun pada saat sekarang ini, kecanggihan teknologi sudah mempermudah proses komunikasi. Namun tentu saja kehadiran fisik dan emosional secara langsung tidak akan dapat digantikan oleh panggilan video atau pesan teks. Mengenai hal ini, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anak rantau agar dapat mengatasi kerinduannya akan kampung halaman dan tetap fokus untuk mengejar masa depan, yaitu:

Selalu mengingat bahwa merantau adalah salah satu bentuk proses dalam mengejar masa depan

Hal ini tentunya adalah alasan utama yang harus ditanamkan oleh anak rantau. Masa depan cerah tentunya bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh dengan cara yang instan. Ada banyak proses serta rintangan yang harus dilalui untuk mencapai sebuah kesuksesan. Sehingga saat di daerah rantau, kita akan menjadi lebih fokus dan akan terhindar dari segala bentuk kegiatan negatif yang akan mengganggu proses untuk menggapai masa depan. Sebab, otak akan selalu disibukkan dengan hal-hal yang positif.

Berkomunikasi secara teratur dengan keluarga dan teman-teman di kampung halaman

Meskipun hal ini sering dinilai kurang efektif. Namun komunikasi yang dilakukan secara rutin, akan dapat membantu mengurangi perasaan rindu yang kerap dirasakan oleh anak rantau. Selain itu, menghubungi keluarga juga dapat mengurangi perasaan kesepian serta memberikan rasa nyaman yang mungkin tidak didapatkan oleh anak rantau di tempat perantauannya.

Mengikuti kegiatan positif dan komunitas baru

Bergabung dan mengikuti komunitas yang memiliki minat serta kegemaran yang sama, akan membantu anak rantau untuk lebih beradaptasi dengan lingkungan barunya. Selain itu, terlibat dengan kegiatan positif juga akan membentuk hubungan baru dan mengurangi perasaan asing yang dirasakan pada daerah rantau serta menciptakan dukungan emosional yang akan mengurangi kerinduan pada kampung halaman.

Fokus pada tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai Dengan membuat skala prioritas pada tujuan yang ingin dicapai, tentunya akan membantu anak rantau untuk menjadi lebih termotivasi dan terarah. Sehingga akan lebih bekerja keras untuk mencapainya dan fokus pada masa depan.

Mencari teman sesama anak rantau

Biasanya para anak rantau akan memiliki kedekatan emosional yang serupa. Sehingga saat berbagi pengalaman dan cerita yang dirasa sama, dukungan serta perasaan moral yang diberikan pun akan dapat memberikan perasaan lega serta memperkuat semangat untuk tetap berorientasi pada masa depan karena perasaan senasib seperjuangan yang dimiliki.

Melalui penerapan langkah-langkah ini, perasaan kerinduan yang dirasakan oleh anak rantau akan dapat teratasi dan tetap dapat berfokus pada masa depan yang ingin mereka raih. Sehingga dilema antara kampung halaman dan masa depan pun dapat dihilangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun