Mohon tunggu...
ARIFULHAK  ACEH
ARIFULHAK ACEH Mohon Tunggu... Freelancer - Tebar Kebaikan Untuk Ummat

Umur begitu singkat. Karya tulisan akan dikenang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Damaikan Hati Dengan Salam

19 Oktober 2024   20:33 Diperbarui: 22 Oktober 2024   14:17 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar : Privacy

Damaikan Hati Dengan Salam

Oleh Arifulhak Atjeh

Peradaban manusia selalu dicirikan dengan interaksi sosial yang unik, salah satunya penggunaan salam. Bila mendatangi suatu kaum maka akan ada "Sapaan Mutlak" yang harus diperhatikan untuk digunakan saat bertemu di jalanan, di pasar, berdua, terlebih lagi bila betemu dalam suatu perkumpulan. Salam akan membangkitkan hubungan batin diantara pribadi dalam kelompok tersebut yang disebut tali kekerabatan (Maryani H,dkk :2012)

Salam sebagai pembuka interaksi merupakan sebuah sapaan. Orang bertemu lalu saling menyapa menunjukkan adanya keselarasan sikap saling menghormati, sesama manusia tanpa memandang perbedaan.

Negeri kita nan elok terkenal di seantero  dunia karena keramahannya dimulai dari salam. Siapapun yang bertemu di jalan secara kebetulan dan tidak saling mengenal tetapi dengan salam akhirnya bisa akrab. Bagi yang belum saling kenal, maka sapaan merupakan sebuah perkenalan untuk mendekatkan diri. Beberapa ucapan pembuka interaksi : "Selamat Pagi", "Selamat Siang", "Selamat Malam", "Selamat Menikmati Hidangan", "Selamat Beristirahat" adalah sapaan yang menyatu dan mampu merekatkan persahabatan.

Sejarah Ucapan Salam

Sekilas,bisa ditelusuri bahwa salam pertama sekali telah ada sejak manusia diciptakan oleh Allah Subhanahuwata'ala. Salam merupakan bagian ibadah ummat Islam. Maka tidak heran bila mengucapkan salam akan mendapatkan ganjaran pahala ibadah bagi seseorang. Seseorang mengucapkan salam maka wajib untuk menjawabnya.

Imam Bukari dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa menyebutkan, "Dahulu Allah menciptakan Adam 'alaihissalam yang tingginya enam puluh hasta kemudian berfirman, "Pergilah kamu dan berilah salam kepada mereka para Malaikat dan dengarkanlah bagaimana mereka menjawab salam penghormatan kepadamu dan juga salam penghormatan dari anak keturunanmu". Maka Adam menyampaikan salam, 'Assalamu'alaikum' (kesalamatan atas kalian). Mereka menjawab, 'Assalaamu 'alaika wa rahmatullah,' (kesalamatan dan rahmat Allah atasmu) mereka menambahkan kalimat 'wa rahmatullah'. Nanti setiap orang yang masuk surga bentuknya seperti Adam dan manusia terus saja berkurang (tingginya) sampai sekarang".

Selanjutnya, dalam Hadits Riwayaat Abu Dawud dan Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengucapkan, 'Assalamu'alaikum?' Beliau membalas salam orang tersebut, kemudian orang itu duduk. Nabi SAW bersabda: "Sepuluh pahala." Setelah itu ada orang lain yang datang dan mengucapkan salam, 'Assalamu'alaikum wa rahmatullah." Beliau membalas salam orang tersebut, kemudian orang itu duduk, maka beliau bersabda: "Dua puluh pahala." Setelah itu ada lagi orang yang datang dan mengucapakan salam, 'Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh', beliau membalas salam orang tersebut kemudian orang itu duduk. Beliau lalu bersabda: "Tiga puluh pahala. Keutamaan lain sebagaimana sabda Nabi SAW: "Jika dua orang muslim bertemu, lalu mereka bersalaman, memuji Allah 'Azza wa Jalla, dan meminta ampunan kepada Allah, maka diampuni untuk mereka berdua." (HR. Abu Daud).

Lalu, bagaimana kalau  Salam diucapkan oleh yang bukan muslim ? Rasulullah  Shallallaahu'Alaihi Wasallaam telah bersabda: "Jika seorang ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) memberi salam pada kalian, maka balaslah dengan ucapan "Wa 'alaikum."

Simpulan 

Berdasarkan sudut pandang Islam bahwa ucapan salam  'Assalamu'alaikum' adalah satu bentuk rahmat terbaik Allaah Subhanahuwata'ala bagi semesta karena mampu meninggikan nilai-nilai kemanusiaan. Salam tidaklah sekedar basa-basi, tapi ianya mengandung do'a, keselamatan dan penghormatan serta harapan positif.

Di dalam kalimat 'Assalamualaikum'  terpancar makna dalam yakni "Semoga keselamatan tercurah untukmu (kalian)". Sebuah kalimat hebat yang mendatangkan rahmat dan keberkahan dari Allah Ta'ala. Bagi yang mengucapkannya hukumnya adalah sunnah. Sedangkan yang mendengarnya wajib untuk menjawabnya.

Sunnah Nabi dengan ucapan salam yakni berbunyi 'Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh' artinya semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan tercurah padamu. Salam ini dapat merekatkan ukhuwah (persaudaraaan) umat muslim di seluruh dunia, kapan dan dimanapun ketika bertemu meskipun tidak saling kenal. Ketika seseorang mengucapkan salam berarti ia telah mendoakan kebaikan untuk orang lain dan doa itu kembali padanya.

Bisa dibayangkan  efek ucapan salam satu milyar penduduk bumi  dalam satu waktu yang bersamaan ? Sungguh indah nian kebaikan yang diterima ! Jelas, keberkahan dan kedamaian akan meliputi seluruh jagat semesta ini tak terkecuali mereka yang sedang galau menjalani kehidupan, resah dengan asa yang belum dicapai, atau terlelap dengan mimpi indahnya.

Di tengah hiruk pikuknya kehidupan jangan sampai terlena bahkan berat mengucapkan salam. Situasi yang dihadapi ; tantangan pekerjaan, inharmonisasi dengan teman sejawat, masalah pribadi, beban keluarga, penolakan batin terhadap atasan / bawahan menjadikan relung batin semakin jauh dari kasih sayang sehingga untuk bertatapan sejenak pun apatah lagi senyum berpelipur lara semakin berat terasa sepanjang waktu. Padahal dengan ucapan salam yang tulus, akan terbersit senyum bahagia yang tanpa sengaja akan melahirkan wajah bersinar penuh harapan.

"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)." (QS.Surah An-Nisa: 86)

Tunggu apa lagi ? Semoga kita termasuk orang-orang yang menebar salam dan senantiasa menghidupkannya. Aamiiin.

   Tertanda,

#Salam Satu Miliar#

Medan@KolongSepi, Sabtu, 19 Oktober 2024/16 Rabi'ul Akhri 1446 H

 

Referensi

Syalabi, A, 1997. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid 1, Cet.9, Jakarta : Al Husna Zikra.

Leli Noormindha,2013. Umat Muslim Harus Tahu -- Kabar Baik Dunia Muslim,Yogyakarta : Galangpress

Fuad Abdul Baqi, M, dan Ahsan, M bin Usman, Shahih Bukhari -- Muslim,Terjemah,2017,

Jakarta : Elex Media Komputindo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun